Desa Ini Panen Buah Naga, Camat dan Kades Keluhkan Hal Ini

Berita Sampit
SAMBUTAN : Ist/BERITA SAMPIT - Bupati Supian Hadi inginkan buah naga hasil UPT Kandan mampu menjadi produk unggulan daerah, meski telah bisa dikirim ke kota tetangga.

SAMPIT – Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Desa Kandan, Kecamatan Kota Besi, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), melakukan panen raya buah naga. Dalam kegiatan itu, Bupati Supian Hadi didampingi Camat Ninuk Muji Rahayu serta kepala dinas Pariwisata dan Kebudayaan hingga kepala Dinas Pertanian menyambut dengan antusias panen raya tersebut.

“Dalam panen ini, sesuai laporan petaninya. Buah dihasilkan sebanyak 2,8 Ton/Ha dan dalam satu bulan mengalami dua kali panen,” kata Ninuk, Kamis 12 Maret 2020 saat dikonfirmasi.

Ia juga berharap, keinginan masyarakat dan pemerintah setempat menjadi desa agrowisata bisa terwujud. Sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan dan infrastruktur untuk akses ke desa tersebut.

”Fasilitas jalan dan jembatan yang wewenangnya oleh kabupaten ke lokasi buah naga semoga bisa segera diperbaiki sehingga bisa banyak orang berkunjung nantinya. Selain itu, kekurangan lainnya untuk menunjang agrowisata lainnya adalah tempat untuk duduk menikmati buahnya atau spot yang menarik untuk pengunjung berfoto,” ujarnya

Ninuk menjelaskan bahwa hal demikian agar bisa dibuat sehingga desa tersebut benar-benar indah dan menarik untuk dikunjungi. Ia juga berharap, dari buah naga itu bisa dibuat menjadi berbagai macam olahan makanan atau minuman yg bisa untuk dijadikan oleh-oleh.

BACA JUGA:   Ciri-ciri Korban Tenggelam di Desa Luwuk Bunter Diketahui Asal Daerah Timur

Selain potensi buah naga, kecamatan tersebut juga memiliki potensi rotan yang di kirim ke luar daerah.

Hal senada diungkapkan, kepala Desa Kandan, Agus Prawito, mengatakan. Saat ini desanya mengembangkan potensi tersebut secara bertahap. Agar seimbang dengan program prioritas lainnya.

“Program prioritas pencanangan agrowisata buah naga hijau di desa kandan berlokasi di kampung transmigrasi. Selain itu, rata-rata di halaman rumah warga lainnya juga pasti ada menanam buah naga,” ungkap Kades muda 32 tahun itu

Meski demikian, mereka juga masih mengharapkan dukungan dari pemerintah kabupaten mengenai akses penunjang. Seperti jembatan dan jalan, mengingat jalan utama di desa Kandan ada jembatan yang perlu peningkatan atau pembangunan.

“Akses itu bisa dilihat berupa jembatan yang hampir tidak layak untuk dilewati. Tentu akses adalah hal yang bisa menunjang program ini, tetapi karena keterbatasan. Kita tidak berwenang dalam memperbaikinya,” ungkap pria sarjana pendidikan itu

BACA JUGA:   Kerusakan Jalan Poros Cempaga Seranau Diperbaiki

Ditambahkan Agus, kami masyarakat desa hanya bisa menjaga gotong royong untuk memperbaiki secara swadaya. Karena jika untuk membangun diluar kewenangannya, karena kapasitas itu berada di pemerintah kabupaten.

“Sementara ini untuk distribusi buah naga memang menjadi kendala dengan hanya bergantung kepada tengkulak. Tetapi informasi dari petani, buah naga dari sini sudah dikirim hingga perbatasan malaysia. Sementara olahan buah naga juga menjadi aneka cemilan, dibantu oleh dinas pertanian,” papar Agus.

Dia berharap, pencanangan desa kandan menjadi agrowisata buah naga hijau bisa segera terwujud dengan di bantu oleh pemerintah kabupaten. Dengan mengandalkan potensi buah naga yang telah lama ada.

“Kami akan terus berinovasi untuk membuat buah naga menjadi macam-macam olahan. Meski harga dari petani hanya tujuh ribu rupiah,” tukasnya

(jmy/beritasampit.co.id)