Siswa Siswi di Kotim Harus Siapkan Diri Hadapi UNBK, Ini Harapan Dewan Pada Orang Tua Murid dan Guru

DRM/BERITA SAMPIT - H Sanidin S, Ag Ketua Komisi III DPRD Kotawaringin Timur.

SAMPIT – Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) akan segera dilaksanakan di bulan Maret dan April tahun 2020 ini.

Dalam hal ini Ketua Komisi III DPRD Kotim H Sanidin S,Ag meminta agar para siswa maupun siswi yang akan menghadapi ujian nantinya, sudah menyiapkan diri sejak dini. Hal itu menurutnya, perlu juga pemantau serius dari orang tua maupun pihak sekolah, dalam meningkatkan kecerdasan SDM di Kotim ini.

“Apalagi UNBK ini dijadwalkan pada 30 Maret, dan 2 April 2020 mendatang. Harapan kita tidak ada siswa maupun siswi yang nantinya menghadapi ujian ini tidak lulus, kita ingin generasi di Kotim bisa membanggakan, kalau perlu cetak rekor lulus semuanya,” tutur Legislator partai Gerindra ini Jumat, 13 Maret 2020.

BACA JUGA:   Seorang Wanita Ditemukan Tewas Gantung Diri di Desa Pelantaran

Sanidin juga berpesan agar para orang tua mulai mendisplinkan anak-anaknya agar tidak hilang fokus dalam mempersiapkan diri nantinya. Disisi lain dia berharap instasi terkait, yakni Dinas Pendidikan lebih gencar memberikan bimbingan kepada setiap sekolah agar tidak lagi menerapkan sistem belajar yang bersifat diskriminasi dan hukuman secara fisik.

“Diluar konteks, itu merupakan pelanggaran apabila mendidik siswa dengan menghukum fisiknya, kita ketahui sistem belajar mengajar dan aturan di sekolah saat ini sudah semakin ketat, jadi kami rasa tidak perlu lagi ditambah dengan hukuman-hukuman yang dapat mengganggu fungsi kinerja otak dari siswa itu sendiri,” tegasnya.

BACA JUGA:   Sejumlah Pohon Bertumbangan di Sampit Saat Diguyur Hujan Jumat Pagi

Bahkan dia menambahkan, beban proses pendidikan selama beberapa tahun itu saja sudah menguras daya pikir maupun energi anak-anak didik. Dan tidak jarang perlakuan sikap berubah akibat dampak dari beban moral yang dirasakan terjadi di setiap sekolah.

“Apalagi kebanyakan siswa maupun siswi di Kotim ini banyak dari kalangan yang kurang mampu, dengan beban itu juga semakin berat mereka berjuang, ini harus kita sadari dan mulai bedakan dengan sistem dan pola mendidik mereka,” tutupnya. (Drm/beritasampit.co.id)