TAMIANG LAYANG – Kepala desa Haringen, Yasen menyampaikan pihak managemen Bangun Nusantara Jaya Makmur (PT BNJM) saat membangun jembatan tidak pernah mendengarkan masukan pihak kami desa, Minggu, 15 Maret 2020 di lokasi Jalan Houling Batubara.
Jembatan tersebut dibangun sekitar akhir tahun 2018 lalu yang melintasi aliran sungai Tuyau, merupakan sumber air terpenting bagi supplay air PDAM Bartim, selain itu sungai itu merupakan yang terbesar di tengah kota Tamiang menuju Pulau Patai dan bermuara ke sungai Barito
“Akibat kejadian runtuhnya jembatan tersebut lebih dari 25 kepala keluarga warga desa kami yang memanfaatkan jalan tersebut untuk pergi menuju ke ladangnya dan memanen karet serta sayuran untuk kebutuhan sehari-hari terkendala,” ucap yasen.
Akibatnya, warga Desa Haringen harus memutar jauh mencari alternatif jalan lain untuk menuju ke ladangnya.
Saat dikonfirmasi kepada Kepala DLH, Lurikto pada Senin, 16 maret 2020 pada kegiatan forum Gabungan perangkat daerah di Bappeda menyatakan, “permasalahan jembatan tersebut pihak managemen PT BNJM saya tegaskan untuk segera memperbaiki dan membangun jembatan tersebut dengan sistem standar yang benar,” jelasnya
Lebih lanjut, Yasen mengatakan imbasnya dirasakan langsung oleh semua orang, “Kami warga desa yang merasakan imbas terhadap dampak kesalahan para pengusaha yang berinvestasi di wilayah kami, dimana letak menghargai dan memahami adat istidat dan keadaan warga kami,” tegas Yasen.
kami pun meminta kepada pemerintah daerah perhatian atas kondisi ini agar kedepan dalam setiap pembangunan oleh PT. BNJM yang ada di wilayah kami dapat bersinergy dengan warga kami juga didesa agar hasilnya menjadi lebih baik, tutupnya.
(Udek/beritasampit.co.id)
