Anatisipasi Penyebaran Virus Corona, Pusat Rehabilititasi BOS Foundation Ditutup Bagi Umum

PALANGKA RAYA-Guna mengantisipasi penyebaran virus corona atau COVID-19 dari manusia ke orangutan, maka terhitung sejak tanggal 17 Maret 2020, seluruh pusat rehabilitasi orangutan milik BOS Foundation ditutup bagi umum termasuk Pusat Informasi di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng di Kalimantan Tengah dan Samboja Lodge di Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari di Kalimantan Timur.

“Di kedua lokasi ini, kami tidak menerima pengunjung atau sukarelawan sampai risiko penyakit telah dieliminasi sepenuhnya. Sebagai tambahan, situs-situs pelepasliaran dan
penelitian, termasuk kamp-kamp kami di Hutan Lindung Bukit Batikap, Taman Nasional Bukit Baka, Hutan Kehje Sewen, dan Stasiun Penelitian Tuanan, tidak akan menerima sukarelawan atau peneliti baru,” kata CEO BOS Foundation, Jamartin Sihite dalam rilisnya yang diterima redaksi BeritaSampit, Rabu (18/3/2020).

BACA JUGA:   Banggar DPR RI: Ramadan Jadi Katalisator Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Menurut Jamartin, pihaknya akan mengevaluasi ulang situasi dan mengambil keputusan untuk terus menutup atau membuka kembali kegiatan setiap satu bulan. Kendati demikian, pihaknya tidak dapat meniadakan kontak antara manusia dan orangutan sepenuhnya, karena mereka (orangutan, red) membutuhkan makanan dan perawatan sehari-hari.

“Karyawan yang terus bekerja dengan orangutan akan diperiksa suhu tubuhnya dua kali sehari dan diberikan cuti begitu merasa demam atau tidak sehat. Kepada karyawan yang bekerja, diwajibkan lebih sering mencuci tangan, menggunakan masker, dan sarung tangan. Semua barang sekali pakai akan dibakar setelah hari kerja usai,” jelasnya.

BACA JUGA:   Mukhtarudin Minta Pertamina Pastikan Stok BBM Aman Selama Periode Lebaran 2024

Kantor-kantor pihaknya yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan perawatan satwa, seperti Kantor
Pusat di Bogor atau Kantor Proyek Konservasi Mawas di Palangka Raya, akan ditutup sejak 17 Maret
2020 dan semua karyawan akan diberikan dukungan yang dibutuhkan untuk bekerja dari rumah.

“Sedangkan pertemuan diselenggarakan secara digital atau ditunda sesuai kebutuhan. Kami juga menghentikan perjalanan para karyawan manajerial dan administrasi ke pusat rehabilitasi di Kalimantan untuk mengurangi risiko penularan penyakit. Penutupan kantor dan perjalanan antar program akan kami evaluasi ulang setiap dua minggu,” ucapnya.

(gra/beritasampit.co.id)