Orangutan Nyaru Menteng Masih Aman dari Suspek COVID-19

Dokumen salah satu Orangutan yang dilepasliar di kawasan TNBBBR pada tanggal 15 Januari 2020 lalu.

PALANGKA RAYA-Pada tanggal 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan adanya pandemi akibat penyebaran coronavirus jenis baru, yang pertama kali diidentifikasi di Wuhan, Cina pada 2019 (COVID-19). Penyakit ini pada awalnya diduga ditularkan spesies hewan eksotis atau hewan liar di pasar tradisional ke manusia, sekarang muncul sebagai infeksi pernapasan dengan beberapa gejala berupa demam, batuk, sesak dan kesulitan bernapas.

Kendati virus corona atau COVID-19 berasal dari spesies liar, CEO BOS Foundation, Jamartin Sihite merasa bersyukur saat ini belum ada kasus terkait COVID-19 di dalam dan sekitar pusat rehabilitasi orangutan milik BOS Foundation. “Saat hal ini terjadi, semoga kami telah siap. Kami putuskan jika terjadi wabah lokal, kami hanya akan mempekerjakan karyawan penting setiap harinya,” jelas Jamartin dalam rilisnya diterima BeritaSampit, Rabu (18/3/2020).

Lebih lanjut dijelaskannya, semua individu orangutan yang dicurigai tertular COVID-19 atau kemungkinan terpapar penyakit ini akan segera dikarantina dan dirawat oleh tim tanggap darurat COVID-19 BOS Foundation. “Sekelompok dokter hewan dan teknisi perawatan hewan yang khusus ditunjuk untuk hanya bekerja dengan hewan yang terkena dampak selama durasi
wabah. Semua alat yang mereka gunakan akan dimusnahkan dan pusat rehabilitasi akan disterilisasi secara menyeluruh dan teratur sampai wabah benar-benar hilang,” katanya.

BACA JUGA:   Ribuan Desa Belum Teraliri Listrik, Mukhtarudin: 79 Tahun Merdeka, Rakyat Masih Hidup Dalam Kegelapan

Terkait kondisi orangutan di Pusat Rehabilitasi BOS Nyaru Menteng, Palangka Raya, dari 314 orangutan yang direhabilitasi, semua dalam kondisi baik dan tidak ada yang dalam kondisi dalam status pengawasan maupun Suspek COVID 19. “Begitu juga dengan karyawan kami. Sejauh ini untuk mewaspadai merebaknya Covid-19, kami menutup sementara akses publik ke BOS. Seperti halnya Pusat Informasi yang biasanya kami buka untuk umum, untuk sementara waktu kami tutup hingga waktu yang belum ditentukan,” tukasnya.

BACA JUGA:   Partai Gelora Punya Harapan Besar Walau Belum Berhasil Lolos ke Senayan

Dalam kesempatan itu, Jamartin mengingatkan semua pihak dalam menyikapi situasi yang terus berubah, sebaiknya perlu untuk selalu mengikuti informasi terkini, ikuti rekomendasi pemerintah, dan yang terpenting, jangan panik. Saat ini internet dibanjiri oleh meme dan lelucon tentang kekurangan kertas toilet dan pembersih tangan seharga emas, namun bagi pusat
perawatan satwa liar seperti BOS Foundation, ini berdampak serius.

Dia menambahkan, dalam setahun rata-rata, staf BOS Foundation, menggunakan sekitar 75.000 masker bedah. Ini sangat penting untuk mengendalikan penyakit zoonosis, terutama untuk populasi besar orangutan yang menderita penyakit pernapasan kronis yang sepenuhnya bergantung pada perawatan kami seumur hidup mereka.

“Sekarang kami tengah menghadapi badai besar yang mencakup peningkatan kebutuhan masker untuk pusat-pusat rehabilitasi kami, kenaikan harga akibat pembelian berdasarkan kepanikan, dan berkurangnya pendanaan akibat penghentian arus pendapatan berbasis pengunjung sementara dunia berada di tepi resesi,” tambahnya.

(gra/beritasampit.co.id)