Update Data : Kobar Urutan Pertama ODP di Kalteng

HARDI/BERITA SAMPIT - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kalteng Leonard S Ampung

PALANGKA RAYA – Kotawaringin Barat menjadi urutan pertama ODP (Orang Dengan Pengawasan) dengan jumlah 53 orang. Hal ini disampaikan oleh Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Kalteng Leonard S Ampung saat press release di Kantor Gubernur Kalteng. Minggu 22 Maret 2020.

“Untuk total ODP sendiri ada 161 orang, termasuk 53 orang dari Kobar. Pasien dengan pengawasan sendiri ada 36 orang dengan hasil 10 negatif, 2 positif dan 24 masih menunggu hasil,” terang Leonard S Ampung.

Sedangkan data untuk yang dirawat di Rumah Sakit Doris Sylvanus Palangka Raya ada 29 kasus dan Rumah Sakit Imanuddin ada 7 kasus. Untuk ruang isolasi di Rumah Sakit Doris Sylvanus ada 5 ruangan dan 32 ranjang, RSUD Imanuddin ada 16 ruangan dan 19 ranjang, dan RSUD Murjani ada 4 ruangan dan 16 ranjang.

Dia mengatakan update terkini terkait virus corona ini akan terus diupdate setiap jam 3 sore.

Sebelumnya Direktur RSSI Pangkalan Bun dr Fahruddin mengatakan hampir tiap hari pasien dalam pengawasan bertambah, dan terakhir masuk pada hari Sabtu 21 Maret 2020 malam hari, sehingga saat ini yang ada di ruangan isolasi ada 7 pasien, 5 orang PDP dari Kabupaten Kotawaringin Barat, 1 Pasien dari Kabupaten Sukamara dan 1 Pasien dari Kabupaten Lamandau.

“Dari 7 orang PDP yang di rawat, 5 orang berjenis kelamin Laki laki dan 2 orang jenis kelamin perempuan, dan  semua pasien dalam pengawasan yang ada diruangan isolasi lama telah kita pindahkan ke ruangan isolasi yang baru ini,” kata Direktur RSSI Pangkalan Bun dr Fahruddin  Minggu 22 Maret 2020.

Menurutnya, kini pihak RSSI Pangkalan Bun tengah melakukan pembenahan diruangan isolasi baru, seperti pembenahan ruangan perawat sesuai standar sehingga begitu perawat masuk ruangan isolasi ada ruangan untuk ganti baju, begitu begitu keluar dari ruangan isolasi ada ruangan untuk mandi.

“Pengawasan dari sisi pasien ada tiga kali sehari baik pengawasan oleh perawat maupun dokter, dan di ruangan juga kita siapkan telepon pararel ke ruangan perawat sehingga pasien bisa menyampaikan setiap keluhan kepada perawat dan langsung di tindak lanjuti, tetapi alhamdulillah kondisi 6 orang pasien dalam keadaan membaik,” ujar Fahruddin.

Ditambahkan juga, untuk ruangan isolasi di awasi oleh 2 dokter spesialis paru dan 12 perawat, untuk perawat setiap shief tiga orang perawat, dimana perawat dan dokter ketika masuk ruangan isolasi wajib menggunakan Alat Pelindung Diri standar.

“Jika terjadi peningkatan pada pasien dalam pengawsan, kami menyiapkan tempat yang akan di jadikan ruangan isolasi, dimana tempat itu berada di Klinik Kusuma dan Rumah Susun milik rumah sakit kita,” ungkapnya.

(Hardi/Man/beritasampit.co.id).