SAMPIT – Fakta data menunjukan bahwa dermaga penyeberangan Desa Rawa Sari, Kecamatan Pulau Hanaut, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), selama ini tidak hanya digunakan warga desa setempat. Namun, lebih banyak dari warga desa tetangga.
Hal itu terungkap pada saat pengecekan di Posko Pendataan dan Penyemprotan Disinfektan untuk cegah penyebaran virus corona.
Setiap tamu yang datang menyeberang diwajibkan untuk cuci tangan pakai sabun menggunakan air mengalir, setelah itu melapor kepada petugas. Sedangkan kendaraan yang bawa juga disemprot menggunakan cairan disinfektan.
“Ada sekitar 25 tamu yang didata pada saat pengecekan data,” ujar Kepala Desa Rawa Sari Sigit Pranoto yang kebetulan mendapatkan tugas pertama melakukan pendataan bagi pendatang, Selasa 7 April 2020.
Dia menjelaskan, dari 25 tamu yang sudah didata dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Hampir 95 persen merupakan tamu dan warga desa tetangga.
Tamu tersebut, kata Sigit, ada yang berasal dari karyawan koperasi, pembeli hewan ternak bahkan rombongan luar desa yang ingin berkunjung ke tempat keluarga.
“Mereka itu ada yang datang dari Sampit, ada yang datang dari perusahaan sawit. Yang jelas, dermaga penyeberangan ini tidak hanya digunakan warga desa saya bahkan yang lebih banyak dari desa tetangga,” tegasnya.
Sigit menceritakan, sebelumnya desa tetangga (Mekarti Jaya,Red) memiliki dermaga tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, akses penyeberangan akhirnya dipindah ke Desa Rawa Sari.
Akses penyeberangan itu sekarang mulai ramai karena digunakan untuk warga 2 desa yakni, Rawa Sari dan Mekarti Jaya.
Warga memanfaatkan akses penyeberangan itu untuk menjual berbagai hasil kebun, hasil pertanian maupun industri rumahan. Sebab, melalui dermaga Desa Rawa Sari lebih dekat untuk mencapai desa tetangga yang ada diseberang.
(ifin/beritasampit.co.id)
