Diduga Habitatnya Terganggu, Satu Keluarga Orang Utan Ini Serang Kebun Warga

ORANG UTAN: ISTIMEWA/BERITA SAMPIT - Orang Utan masuk ke kebun warga, diduga karena habitatnya terganggu dan beralih fungsi.

SAMPIT – Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) pos jaga Sampit, kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) pada Sabtu 4 April 2020, menerima laporan Eko, warga desa Bajarum kecamatan Kota Besi tentang kemunculan dan gangguan Orang Utan di kebun miliknya.

Setelah dilakukan pengecekan dan penyisiran dengan berjalan ke kebun sejauh 500 meter. Petugas yang didampingi pelapor tiba disebuah lahan tanaman padi yang luasnya ratusan hektare. Ternyata disitulah sejumlah Orang Utan (OU) terlihat, bahkan sejak satu bulan lalu.

“Vegetasi dominan di lokasi adalah kebun karet, rotan, kelapa sawit, padi dan akasia. OU yang dilaporkan bejumlah 3 individu terdiri 1 jantan, 1 induk dan 1 anak. Namun saat dijumpai di lokasi yang berbeda, OU jantan terlihat di sekitar tanaman padi. Sedangkan induk dan anak berada di kebun karet,” tutur Komandan BKSDA pos jaga Sampit, Muriansyah, Selasa 7 April 2020.

Dari pengakuan Eko, OU jantan terlihat sejak enam hari lalu, sedangkan OU induk dan OU anak sudah sekitar satu bulan yang lalu. Tak hanya itu, warga pemilik kebun yang lain pun turut melihat beruang berkativitas di kebun mereka pada akhir tahun lalu.

Mendengar informasi tersebut, Musriansyah memberikan pengarahan kepada warga tentang perilaku OU dan beruang. Ia pun meminta pelapor Danu, pemilik tanaman padi yang saat itu berada di pondoknya untuk segera melaporkan lagi jika kembali ada aktivitas hewan tersebut sampai petugas datang ke lokasi.

“Orang Utan bisa keluar dan masuk ke kebun warga karena habitatnya terganggu,” kata Muriansyah.

MENYISIR: ISTIMEWA/BERITA SAMPIT – Komandan BKSDA pos jaga Sampit, Muriansyah saat menyisir lokasi di kebun warga yang terlihat kemunculan Orang Utan.

Sementara itu, pada waktu bersamaan. Muriansyah juga menerima laporan kemunculan OU di sekitar Jalan Lingkar Utara menuju desa Kandan, kelurahan Kota Besi Hulu kecamatan Kota Besi.

“Pada hasil pengecekan kita berhasil menemukan 1 individu Orang Utan yang berumur enam sampai sepuluh tahun. Pada vegetasi dilapangan yakni kebun karet, sengon dan semak belukar yang aksesnya dari tepi jalan hanya 50 meter,” ungkap Muriansyah.

Setelah di cek keesokan harinya untuk dilakukan rescue oleh petugas karena banyak aktifitas manusia termasuk penembak burung. OU tersebut tidak ditemukan lagi setelah disisir dari lokasi awalnya terlihat.

“Saya cek ulang pada hari minggu pagi kemarin karena Orang Utan itu rencananya akan di rescue. Tapi tidak ada terlihat lagi, untuk itu kita laporkan hasil pengecekan kepada ketua tim WRU,” katanya. (jmy/beritasampit.co.id).