Ini Dampak Covid-19 Bagi Perempuan Desa Dan Perkotaan

IST/BERITA SAMPIT - Margaretha Winda Febiana karotina, Ketua Badan eksekutif komunitas Solidaritas Perempuan (SP) Mamut Menteng Kalimantan Tengah.

PALANGKA RAYA – Virus Corona (Covid-19) yang telah menjadi pandemi global dan telah menjadi persoalan bersama dunia Internasional termasuk Indonesia menjadi perhatian berbagai pihak, termasuk dalam proses pencegahan dan penanggulangan serta dalam penanganan dampak secara sosial akibat dari wabah ini.

Diketahui, Kalimantan Tengah (Kalteng) menduduki peringkat ke 12 nasional dalam wabah Covid-19 ini. Secara nasional telah terjadi ribuan kasus yang naik dengan sangat signifikan dalam beberapa pekan ini.

Menyikapi hal tersebut, Margaretha Winda Febiana karotina, Ketua Badan eksekutif komunitas Solidaritas Perempuan (SP) Mamut Menteng Kalteng menyampaikan kepada wartawan beritasampit.co.id, Rabu 8 April 2020, bahwa Pemerintah lalai dalam memerangi wabah ini.

Menurut Perempuan yang akrab di sapa Winda tersebut, wabah ini telah berdampak pada mahalnya bahan baku pangan di beberapa wilayah, misalnya di Mantangai Hulu, Kaumpang, Sei Ahas dimana hanya ada 1 kali pasar dalam 1 Minggu, sementara perempuan di desa tersebut berprofesi sebagi petani karet dan anyaman rotan.

“Ditengah wabah ini tidak ada tengkulak yang turun untuk membeli hasil Pertanian dan anyaman mereka tidak memiliki uang untuk membeli bahan makanan yang harganya semakin hari semakin mahal,” ungkap Winda.

Hal ini menurutnya, membuat perempun memiliki beban yang berlapis dan beban pisikologis yang besar, dimana mereka harus memikirkan lebih keras untuk keluarganya bisa bertahan hidup ditengah-tengah wabah tersebut.

“Selain itu dampak dari ini juga pada kesehatan perempuan perkotaan yang terpaksa harus bekerja diluar rumah seperti perempuan pedagang, mereka bekerja diluar tanpa alat pengaman padahal sudah jelas WHO juga menyarankan untuk menggunakan masker jika kelur rumah. Hal ini belum menjadi perhatian khusus bagi pemerintah Kalteng,” ujar Winda.

Ia menilai pemerintah belum fokus memikirkan dampak yang lain seperti dampak perekonomian kelas menengah kebawah. Ia berpesan agar pemerintah seimbang dalam menyikapi wabah ini, fokus pada penularan dan penanggulangan dan juga fokus pada dampak ekonomi dan bahan baku pangan. (NA/beritasampitco.id).