Sempat Alot, Akhirnya Pedagang Pasar Dadakan Angkat Kaki

ANGKAT KAKI : JMY/BERITA SAMPIT - Pedagang pasar dadakan Jalan Tartar Sampit akhirnya angkat kaki dari lokasi berjualan setelah melalui diskusi alot dengan Satpol PP.

SAMPIT – Setelah melalui negosiasi yang alot kurang lebih dua jam. Petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) akhirnya berhasil memberikan pengertian kepada sejumlah pedagang pasar dadakan Jalan Tartar Sampit. Senin, 20 April 2020 Sore.

Pedagang tersebut membuka lapak sekitar pikul 15.00 WIB, sesampainya di sana. Petugas yang mendapatkan informasi langsung bergegas ke lapangan. Awalnya, terjadi perdebatan yang berlangsung lama antar kedua belah pihak.

“Kami mau berhenti tidak berjualan lagi, asalkan pemerintah mengganti rugi uang yang telah kami keluarkan selama ini untuk lapak. Pasalnya, kemarin kita berjualan di pinggir jalan tidak diperbolehkan. Lalu kita inisiatif menyewa tanah secara kolektif melakukan pembayaran. Total 60 juta selama 5 tahun, saat ini sewa masih bergulir. Perawatan lapak juga bayar setiap bulan. Kalau tidak berjualan seperti apa nasib kami,” kata salah satu pedagang saat mempertahankan jualannya.

BACA JUGA:   Sugianto Sabran: Sebuah Dosa Bagi Seorang Pemimpin Ketika Kepekaan Sosialnya Tumpul
TURUN TANGAN : JMY/BERITA SAMPIT – Camat Ketapang, Sutimin (baju dinas kiri) saat meminta kerja sama para pedagang pasar untuk mematuhi imbauan pemerintah.

Lantas, petugas di lapangan juga sempat kesulitan membujuk para pedagang dengan tegas. Mereka mengaku juga menjalankan instruksi pemerintah terkait larangan pasar dadakan ditengah pandemi virus corona saat ini.

Diskusi yang cukup lama membuat camat Ketapang, Sutimin juga turut turun ke lapangan. Ia menyayangkan hal itu terjadi lagi. Padahal menurutnya sudah jelas keputusan pemerintah untuk sementara waktu tidak diperkenankan berjualan pada pasar dadakan.

BACA JUGA:   Berikut Nama Caleg dari Dapil II yang Berpeluang Duduk di Kursi DPRD Palangka Raya

“Kemarin bapak bupati berjanji akan memindahkan kami ke pasar resmi, yaitu pasar PPM. Tapi mana sampai sekarang belum juga ada realisasi, kami digantung. Sementara kami tidak ada pendapatan. Harusnya kalau pasar dadakan di tutup, yang lain juga demikian. Jangan pilih kasih,” sahut pedagang lain kepada Sutimin

Setelah dua jam, sekitar pukul 17.00 WIB, pedagang akhirnya mau angkat kaki dari lokasi. Sebagian dari mereka berasal dari luar kota Sampit.

(jmy/beritasampit.co.id)