Dadang Nekad Minta Penangguhan Penahanan Karena Kondisi Covid-19

AUL/BERITA SAMPIT - Penasihat Hukum Dadang Nekad, Suriansyah Halim.

PALANGKA RAYA – Endang Harianto alias Dadang Nekad menjadi terdakwa perkara pengancaman dalam sidang di Pengadilan Negeri Palangka Raya, Selasa 28 April 2020. Melalui Penasihat Hukum (PH) Suriansyah Halim, ia meminta penangguhan penahanan pada majelis hakim.

“Untuk mengurangi kepadatan Rumah Tahanan (Rutan) selama wabah Covid-19 dan terdakwa tidak mungkin melarikan diri,” jelas Halim kepada awak media, Rabu 29 April 2020.

Dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) perkara berawal ketika Dadang bersama anaknya datang untuk bertemu istrinya, Jihan ke salah satu hotel berbintang, Minggu 6 Oktober 2019 malam lalu. Resepsionis hotel, Rina dan Tari memberitahu pada Dadang bahwa Jihan sudah check out atau keluar dari hotel.

Dadang emosi lalu memaksa Rina membuka kamar. Rina memberitahu manajer, Helmi yang kemudian datang menjelaskan. Tapi Dadang tetap memaksa agar kamar Jihan dibuka.

Manager Front Office, Djamal juga datang namun tidak bersedia membuka kamar Jihan karena prosedur hotel melarangnya. Selain itu, penghuninya juga telah check out.

JPU menyatakan Dadang mengambil pembatas tamu lalu melemparnya ke Djamal, namun berhasil dihindari. Sekuriti hotel sempat menghalangi Dadang yang hendak melemparkan pembatas tamu lainnya.

Dadang juga melempar penjepit koran ke Djamal tapi berhasil dihindari. Untuk menghindari keributan lebih lanjut, Djamal terpaksa membuka kamar 607 yang tadinya ditempati Jihan.

Setelah melihat kamar kosong dan meminta bukti print check out barulah Dadang pulang.

Tapi pihak hotel yang tidak terima dengan kejadian itu, akhirnya mengadu ke pihak kepolisian yang memproses secara hukum kasus itu. Dadang terjerat Pasal 335 KUHP tentang pengancaman.

“Tidak benar terjadi pengancaman. Barang yang dilempar tidak pernah mengarah kepada orang lain,” bantah PH Dadang.

Permintaan penangguhan penahanan dilakukan dengan alasan mengurangi kepadatan rutan, sesuai arahan Kemenkumham selama wabah Covid-19.

Selain itu, tidak ada kemungkinan terdakwa melarikan diri karena tempat tinggal serta pekerjaannya di Palangka Raya.

“Keputusan ditolak atau diterimanya permohonan penangguhan akan disampaikan Majelis Hakim pada sidang berikutnya,” pungkasnya. (Aul/beritasampit.co.id).