Fenomena Flower Moon, 7 Mei 2020, Bulan Purnama Perigee Terakhir di Tahun Ini.

Ilustrasi

Pada senja di hari Kamis, 7 Mei 2020, arahkanlah pandangan ke langit di arah timur. Jika langit malam dimungkinkan terlihat cerah, maka akan tersuguhkan panorama mengesankan, yakni Bulan Purnama Perigee atau Supermoon.

Para astronom lebih menyukai istilah perigee dibandingkan supermoon. Perigee merupakan istilah ilmiah umum yang digunakan para ilmuwan dalam menggambarkan jarak terdekat Bulan dengan Bumi.

Kata “perigee” diambil dari bahasa Yunani, yaitu “peri” dan “gee”. Kata “peri” berarti dekat atau berada di sekitar, sedangkan kata “gee” berarti bumi.

Kata “peri” mengacu pada kedekatan atau penampakan terdekat dari satu benda angkasa dengan benda angkasa lainnya.

Bulan purnama perigee kali ini akan menjadi yang terakhir dari tiga bulan purnama besar yang terjadi selama 2020.

Bulan purnama periggee pertama, terlihat pada 9-10 Maret 2020 lalu, yang disebut Super Worm Moon.

Suku asli yang tinggal di sebelah utara Amerika Serikat menyebut Worm Moon (bulan cacing), karena munculnya cacing tanah dari ketika berlumpur.

Suku lain menyebut fenomena itu sebagai Crow Moon karena burung gagak menandakan akhir musim dingin.

Nama lain Crust Moon (bulan kerak), karena lapisan salju menjadi berkerak karena pencarian di siang hari dan membeku saat malam hari. Orang Eropa menyebutnya dengan Lenten Moon.

Bulan purnama perigee kedua, terjadi pada 7-8 April 2020, yang dikenal dengan sebutan supermoon pink atau bulan merah muda super.

Meski tidak benar-benar berwarna pink atau merah muda, tetapi ukuran bulan akan tampak sebagai yang terbesar dan paling terang dari fenomena Full Moon sepanjang tahun 2020.

Nama supermoon pink itu diberikan berdasarkan bunga merah muda wild ground phlox yang mekar pada permulaan musim semi. Tanaman ini tumbuh di Amerika Serikat dan Kanada.

Suku-suku asli amerika mengenalnya sebagai bulan purnama penuh, karena menandai munculnya lumut merah muda atau phlox tanah liar yang merupakan salah satu bunga musim semi pertama. Selain Super Pink Moon, bulan purnama ini dikenal juga dengan sebutan, Sprouting Grass Moon, Growing Moon dan EggpEgg.

Banyak suku di pesisir menyebutnya Bulan Ikan Purnama, karena ini adalah waktu dimana ikan salmon berenang ke hulu untuk bertelur.

Saat purnama bulatan bulan terlihat ukurannya cukup besar dibandingkan biasanya, karena pada malam itu bulan berada pada jarak terdekatnya dari bumi pada tahun ini.

Sementara, pada 7-8 Mei 2020, bulan purnama perigge dikenal dengan sebutan Nama Flower Moon.

Nama ini diambil karena saat bulan purnama kali ini bertepatan dengan datangnya musim semi. Dimana sebagai bulan purnama kedua, suku asli Amerika di Amerika Serikat timur laut menyebutnya Flower Moon karena bunga sedang bermekaran di sebagian besar wilayah itu.

Ukuran jari-jari bulan saat purnama pada 7-8 Mei 2020 sedikit lebih kecil dari ukuran bulan purnama perigee pada 8 April 2020 lalu. Karena supermoon 8 April 2020 merupakan puncak supermoon pada 2020 ini.

Bulan purnama terjadi ketika Bulan berada di sisi berlawanan dari Bumi dengan Matahari. Hal itu menghasilkan permukaan Bulan yang sepenuhnya diterangi Matahari.

Supermoon terjadi ketika bulan purnama mencapai perigee, yang merupakan titik orbit bulan terdekat dengan Bumi.

Kebalikan dari perigge adalah apogee. Pada purnama apogee, bulan akan terlihat jauh dan lebih kecil dibanding pada lunar perigee. Purnama apogee dikenal dengan sebutan minimoon.

Beberapa ilmuwan telah membuktikannya dengan cara memotret bulan dengan bantuan teleskop.

Purnama apoge atau minimoon, akan terjadi pada 2 Oktober 2020, 31 Oktober 2020, dan 30 November 2020 mendatang.

(jun/berbagaisumber/beritasampit.co.id)