Mukhtarudin DPR RI : “Presiden Wajar Curiga, Kalau Saya Tidak Curiga Lagi Ada Mafia Gula”

Drs Mukhtarudin

JAKARTA – Presiden Joko Widodo terlihat sangat kesal dengan penanganan komoditas gula yang hingga saat ini tak bisa diselesaikan. Pasalnya, komoditas gula masih langka di lapangan, bahkan harganya masih mahal sekitar Rp17.000/Kg.

Karena itu wajar presiden curiga adanya mafia pangan bermain dalam komoditas pangan. “Kalau saya tidak curiga lagi, tapi memang sudah ada permainan dan ada mafia pangan (gula) yang bermain,” kata anggota Komisi VI DPR Mukhtarudin dalam siaran persnya, Sabtu 16 Mei 2020, yang dikirim ke beritasampit.co.id.

Menurut Mukhtarudin, pemain besar gula di Indonesia sejak dulu itu-itu saja orangnya. Tentu sangat mudah kalau mau ditertibkan.

Artinya mafia pangan dari dulu dikuasai oleh 7 samurai. “Saya jadi heran, aneh dan ajaib saja, padahal sudah ratas berkali kali tapi belum menemukan penyebabnya,” tambahnya.

Legislator asal Kalimantan Tengah ini, merasa kasihan dengan Presiden Jokowi yang selalu menjadi sasaran tembak elit politik, akibat mahalnya harga-harga bahan pokok, termasuk gula alias sembako. “Hal ini diduga akibat dari permainan anak buah (instansi teknis terkait) di lapangan,” ungkapnya.

BACA JUGA:   Dewan Kotim Sarankan Simpang Sebabi Menjadi Kelurahan

Oleh karena itu, Politisi Golkar ini menyarankan agar Presiden Jokowi segera mengevaluasi kinerja semua pejabat teknis yang terkait pangan. “Beri mereka peringatan dan deadline untuk menstabilkankan harga pangan khususnya gula,” tegasnya la

Bahkan Muhkharudin, meminta presiden agar pengawasan komoditas gula ini lebih diperketat dan memberikan hukuman berat pada pemain yang sengaja melakukan penimbunan.

“Satgas pangan agar bekerja maksimal dan kasih target waktu. Mereka tidak boleh lemah menghadapi para mafia pangan ini,” terangnya.

Solusi lainnya, kata Mukhtarudin, pengawasan Satgas pangan harus kerja maksimal, misalnya melakukan sidak terhadap sejumlah industri dan distributor pangan. “Jadi awasi dengan ketat jalur distribusinya, dan operasi pasar,” imbuhnya.

BACA JUGA:   Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Kalteng Malang Raya Dikukuhkan

Namun begitu, anggota Fraksi Partai Golkar ini mendukung langkah-langkah yang sudah diambil oleh Presiden dan Kemeko perekonomian untuk mengatasi masalah stabilisasi harga pangan khususnya gula ini.

Sebelumnya Presiden menginstruksikan jajarannya mencari penyebab bahan pangan, gula dan bawang ini harganya tak kunjung turun. Dirinya curiga ada yang mengambil keuntungan dari dua bahan pokok tersebut.

“Saya ingin ini dilihat masalahnya di mana, apakah masalah distribusi atau stoknya kurang atau ada yang sengaja permainkan harga untuk sebuah keuntungan yang besar,” tuturnya saat membuka rapat terbatas virtual, Rabu 13 Mei 2020.

Padahal di masa krisis saat pandemi virus Corona, masyarakat tengah mengalami penurunan daya beli. Jika harga bahan pokok masih tinggi maka akan menambah beban masyarakat.
“Saya minta betul-betul dicek di lapangan, dikontrol, sehingga harga semuanya bisa terkendali dan masyarakat bisa naikkan daya belinya,” ungkapnya

(man/Rilis/beritasampit.co.id)