17 Kali Mengulang Mata Kuliah, Kini Masuk Daftar Orang Terkaya RI

Theodore Permadi Rachmat

KESAN bodoh, mungkin yang pertama muncul jika mendapati mahasiswa yang mengulang satu mata kuliah hingga 17 kali. Iya betul, tujuh belas kali. Kenyataan ini dialami seorang mahasiswa jurusan Teknik Mesin angkatan 1960-an di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Dialah Theodore Permadi Rachmat atau TP Rachmat, yang harus menjalani mata kuliah Teknik Pengatur hingga 17 kali itu. “Semua itu mengasah saya untuk tumbuh menjadi pribadi yang adaptif, tidak mudah menyerah, dan berkomitmen terhadap pilihan hidup saya,” kata pria yang akrab disapa Teddy itu, dalam satu kesempatan.

Kalau dibilang bodoh, mungkin harus berdebat panjang soal penilaian tersebut. Kenyataannya, pria 76 tahun itu kini menjadi pengusaha sukses melalui bendera PT Triputra Group. Tak hanya itu, Forbes pada 2019 menempatkannya dalam daftar orang terkaya Indonesia di urutan ke-18. Total kekayaannya ditaksir mencapai USD 1,55 miliar.

Kesuksesan itu, tentu saja tak diraih secara tiba-tiba oleh ayah dari tiga anak tersebut. Teddy memulai kariernya sebagai sales di PT Astra International Tbk pada 1968. Padahal perusahaan tersebut saat itu dipimpin oleh William Soeryadjaya, yang tak lain adalah paman dari TP Rachmat sendiri. William juga merupakan salah seorang pendiri Astra.

BACA JUGA:   Penumpang Kapal dari Pelabuhan Sampit ke Pulau Jawa Disebut Melonjak

Ketekunannya berkarier di Astra, mengantarkannya ke posisi puncak sebagai Presiden Direktur pada 1984. Saat itu usianya baru 45 tahun. Jabatan Presiden Direktur Astra International, didudukinya sampai 1989, lalu dia bergeser ke posisi komisaris. Kondisi perusahaan yang dipengaruhi situasi pasca-krisis ekonomi 1998, membuat TP Rachmat kembali diminta turun tangan memimpin Astra pada 2000 hingga 2002.

Setelah itu, dia kembali ke struktur dewan komisaris, kali ini sebagai Presiden Komisaris. Bersamaan dengan itu, pria kelahiran Majalengka, Jawa Barat ini mulai merintis usahanya sendiri yakni Triputra Group. Baru pada 2005, dia benar-benar mundur dari Astra dan fokus membesarkan usahanya sendiri.

BACA JUGA:   Penumpang Kapal dari Pelabuhan Sampit ke Pulau Jawa Disebut Melonjak

Triputra Group saat ini telah berkembang jadi kelompok usaha besar. Banyak yang menjulukinya sebagai ‘Astra 2’, karena seperti Astra, Triputra memiliki jejaring bisnis yang luas. Ada lima bidang usaha yang dikelola yakni agribisnis, manufaktur, jasa dan perdagangan, pertambangan, serta industri keuangan.

Selain sikap hidup pantang menyerah seperti yang dialaminya saat harus mengulang mata kuliah hingga 17 kali, profil orang sukses ini juga sangat memegang berbagai prinsip. Seperti menjaga reputasi, menghargai perbedaan, dan senantiasa berbagi.

Dengan berbagai kiprah dan kontribusinya itu, TP Rachmat dianugerahi Bintang Jasa Utama dari Republik Indonesia, pada Agustus 2019 lalu. Bintang Jasa Utama ini menambah deretan penghargaan yang diterima Teddy sebelumnya, yakni Doktor Kehormatan dari ITB (2019), Lifetime Achievement Award dari Tahir Foundation (2014), Satyalencana Kebaktian Sosial-Presiden RI (1995), Bhakti Koperasi dan Pengusaha Kecil Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil (1997).(int/kumparan.com)