Desa Diminta Bangun Sanggar Budaya Lokal, Ini Alasannya?

BUDAYA LOKAL : ARIFIN/BERITA SAMPIT – Anak SDN SP-1 Babaluh Kecil, Desa Rawa Sari, Kecamatan Pulau Hanaut, Kotim, Kalteng siap tampil membawakan tari manasai.

SAMPIT – Keberadaan sanggar budaya terutama di desa-desa hampir tidak ada. Untuk itu, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengimbau agar sanggar budaya dibangun di desa masing-masing.

“Saran saya, kembangkan sanggar budaya di desa untuk memberikan pelatihan berbagai kebudayaan termasuk budaya kesenian dayak,” ucap Kepala Dinas PMD Kotim Hawianan kepada wartawan beritasampit.co.id saat ditemui di ruang kerjanya, Senin 6 Juli 2020.

Keinginan agar seluruh desa di Kotim membangun sanggar budaya, kata Hawianan, hal itu terinspirasi ketika hadir pada acara penyerahan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) tahap II dan sekaligus penanaman secara simbolis bibit sorgum di Desa Rawa Sari Kecamatan Pulau Hanaut, pada Kamis 3 Juli 2020 lalu.

BACA JUGA:   Lapas Kelas IIB Sampit akan Memiliki Pondok Pesantren 

Pada acara tersebut, sejumlah pejabat seperti Camat Pulau Hanaut, Kapolsek Bapinang, Danramil, perwakilan Dinas Ketahanan Pangan Kotim, perwakilan Dinas Pertanian Kotim, disuguhkan tari manasai yang dimainkan anak SDN SP-1 Babaluh Kecil, Desa Rawa Sari.

“Yang saya kagumi itu, penarinya merupakan anak keturunan suku Jawa. Tapi, mereka mau berlatih budaya dayak lokal dan ini yang saya inginkan agar seluruh desa tidak hanya Rawa Sari untuk membangun sanggar budaya lokal,” tegasnya.

BACA JUGA:   Jadwal Kapal PT DLU dari Sampit Bulan Maret-April 2024

Dia menambahkan, pihaknya siap membantu desa untuk mengembangkan sanggar budaya lokal dengan catatan harus ada koordinasi. “Koordinasikan dengan DPMD Kotim bagaimana mengembangkan budaya lokal dan kami siap membantu,” saran Hawianan yang juga pernah menjabat Kabag Pemerintahan dan Umum Setda Kotim ini. (Ifin/beritasampit.co.id).