Mengenal Bukit Bala di Katingan, Tempat Keramat dengan Keindahan Hutan Alami

ANNAS/BERITA SAMPIT - Bukit Bala.

HUTAN VIRGIN atau hutan perawan di kawasan Bukit Bala, Desa Tumbang Manggu, Kecamatan Sanaman Mantikei, Kabupaten Katingan kini akan dijadikan lokasi usulan pembentukan Taman Hutan Raya (Tahura), dengan seluas 2.800 hektare.

Mungkin banyak masyarakat tidak tau bahwa kawasan ini banyak memiliki hal-hal yang menarik karena kesakralan tempat ini. baik itu tentang namanya, pesona kawasan hutannya, bahkan tentang sejarahnya untuk kita ketahui bersama.

Nah, untuk menuju lokasi kawasan tersebut kami bersama rombongan Bupati Katingan Sakariyas, dan tergabung bersama anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Katingan ikut berangkat dari kota kasongan menuju ke Desa Tumbang Manggu mengunakan tranportasi darat sekira kurang lebih 1 jam perjalanan, pada Selasa 21 Juli 2020.

Sebelum menuju lokasi kawasan Bukit Bala, rombongan terlebih dulu menuju Guest House PT Dwima Group Desa Tumbang Manggu, untuk instirahat selama kurang lebih 1 jam.

ISTIRAHAT PUN TELAH USAI. Kemudian, perjalanan berlanjut berangkat menuju Bukit Bala dengan mengunakan transportasi darat. Diketahui, Kawasan Bukit Bala ini, masuk area PT Hutan Mulya.

Untuk menuju ke kaki bukit pun tidak mudah, karena akses jalannya cukup ekstrim. Mengunakan mobil pun cukup susah, terkadang kendaraan yang digunakan mengalami amblas karena curamnya kondisi jalan yang lincin menuju kaki bukit.

Sesampai di kawasan lokasi kaki Bukit Bala, perjalanan dilanjutkan berjalan kaki untuk menuju puncak bukit yang memiliki ketinggian kurang lebih 400 meter ini.

Saat perjalanan, terlihat di kawasan ini memang masih belum tersentuh dari yang namanya pembalakan liar. pohon-pohon besar Ulin jenis Benuas dan Meranti pun berdiri kokoh di kawasan bukit ini, dan sejenis tanam obat seperti tanaman pasak bumi juga tumbuh subur. Bahkan tempat ini menjadi tempat favorit burung rangkung atau burung tingang khas dayak yang sangat langka.

"<br

ANNAS BERITA SAMPIT – Para Peserta saat di Bukit Ulin.

Tidak hanya itu saja, diketahui tempat kawasan ini dipercaya sebagai tempat keramat.

Menurut masyarakat setempat apabila tempat kawasan ini di ganggu, maka mahluk-makhluk tak kasat mata yang tinggal dikerajaan tempat Bukit Bala ini akan marah.
Diketahui, makhluk tersebut seperti dua ular besar yang berpasangan yang hidup di kawasan ini.

Kenapa Kawasan Ini disebut Bukit Bala, sebab kawasan ini mempunyai banyak tanaman obat-obatan yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit bagi masyarakat dengan acara adat Tolak Bala. Sehingga dinama Bukit Bala oleh masyarakat setempat.

Disekitaran kawasan bukit ini, juga ada sebuah batu berbentuk tangan dengan lima jari layaknya tangan manusia. Dan masyarakat setempat menyebutnya Batu Junjung Tangan. Kemudian, ada terdapat sumber mata air yang alami di kawasan air terjun sekitaran bukit bala ini yang dinamakan Danum Pambelum atau air kehidupan.

Untuk menuju lokasi Junjung Tangan dan Danum Pambelum ini cukup jauh dari lokasi kawasan bukit. Medan perjalanannya cukup sulit dan membutuhkan perjalan kaki yang lama.

ANNAS/BERITA SAMPIT – Saat berada di Bukit Kaki Bala.

Sesampai Pendakian menuju puncak Bukit Bala, rombongan kemudian beristrihat untuk melepas lelah setelah lamanya mendaki dari kaki bukit menju puncaknya. Disini tidak ada pemandangan yang nampak untuk melihat kawasan bukit sekitar, sebab dilindungan semua pohon-pohon besar. karena seperti ini bukit yang benar-benar terjaga kelestariannya.

Karena pemerintah daerah, membuktikan bahwa Kabupaten Katingan adalah sebagai konservasi hutan untuk Borneo.

Dalam kesempatan itu, Bupati Katingan Sakariyas, mengatakan kawasan Bukit Bala ini termasuk kawasan lindung peruntukan konservasi, serta akan membuktikan bahwa Katingan adalah konservasi hutan untuk borneo.

Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat Kalimantan Tengah dan diluar kalimantan tengah bisa melihat sendri dan datang sendiri bahwa hutannya disini sangat alami dan sangat asri.

“Bukit Bala ini wilayah wisata alam yang sanga baik dan indah, sampai saat ini sudah di pakai untuk penelitian bagi mahasiswa kehutanan. Bukit Bala ini ketinggian dengan 400 meter. Saya harapkan agar sama-sama menjaga hutan ini,” jelas Mantan Pimpinan Bank kalteng Cabang Kasongan saat istirahat di puncak Bukit Bala.

Annas/BERITASAMPIT – Para Peserta pulang setelah berada di kaki Bukit Ulin saat turun kebawah.

Setelah Turun Dari Bukit Bala, rombongan kembali istirahat Guest House PT Dwima Group Desa Tumbang Manggu. Namun, karena keingin tau Bupati Sakariyas, untuk melanjutkan kan pendakian ke “Bukit Ulin atau Bukit Tabalien” yang terletak di sekitaran Desa Tumbang Kaman.

Perjalan dilanjutkan menuju bukit tersebut, namun dalam waktu perjalanan kurang memungkinkan atau sudah sore, akhirnya rombongan hanya sampai di kaki bukit ulin atau tabalien saja. Sehingga rombongan memutuskan untuk kembali ke kasongan.

Selain Bukit Bala, di Kabupaten Katingan terdapat sekolompok warga Suku Dayak terasing diduga hidup di kawasan hulu Desa Tumbang Keburai, Kecamatan Bukit Raya.

Suku ini dengan nama Dayak Uud Sio, mereka berkomunikasi dengan menggunakan siulan dengan lengkingan yang khas. Ketika berjalan pun sangat cepat sudah untuk dilihat. Jika para pendaki pernah melakukan perjalan ke Taman Nasional Bukit Raya-Bukit Baka pasti pernah mendengar cerita ini bahkan mengetahuinya.

Taman Nasional Bukit Raya-Bukit Baka, ini teritorial wilayah berada di Desa Tumbang Keburai, Kecamatan Bukit Raya, Kabupaten Katingan, pada ketinggian 800-1.000 meter dari permukaan laut. Perbatasan Kalimantan Barat-Kalimantan Tengah.

Nasrullah/BERITA SAMPIT – Para Peserta saat berada di Puncak Bukit Bala.

Dalam legenda Dayak Uud Danum, dicerikan bahwa orang Da­yak Uud Sio sengaja meng­asingkan diri di hutan Kalimantan, sebagai bentuk hukuman karena kalah perang dengan warga yang bermukim menetap.

Sehingga, mereka selalu menghindar jika berpapasan dengan orang asing di dalam hutan, ini adalah sebagai salah satu bentuk ketaatan terhadap sumpah kalah perang.

Mungkin sebuah kisah atau cerita yang ditulis ada kekurangan dan ada yang dilebihkan, mohon maaf. Semoga apa yang ditulis ini menjadi motivasi bagi penulis.

PENULIS : (Annas Rullah)