Desa Dau Butuh Sentuhan Pembangunan

Ist/BERITA SAMPIT : Kades Dau, Santo saat monitoring jalan desa yang sedang diperbaiki.

SEJUMLAH DESA di Kotawaringin Barat (Kobar) masih ada terisolir, terutama di Kecamatan Arut Utara (Aruta). Meski begitu Upaya Pemerintah Daerah terus melakukan pembukaan jalan, salah satunya melalui program konsorsium seluruh Perusahaan Besar Swasta (PBS) yang ada di Wilayah Kecamatan Aruta, sebentar lagi akses jalan masuk kepelsok desa bekal terbuka lancar.

Desa Dau, salah satu desa terpencil di Kecamatan Aruta yang berada di perbatasan Wilayah Kecamatan Rantau Pulut Kabupaten Seruyan, terkadang nama Desa Dau tersebut sering dilupakan oleh warga masyarakat Kabupaten Kobar.

Padahal pengamatan penulis, Desa Dau yang berbatasan dengan Kabupaten Kobar sebagai penyangga atau ‘pintu gerbang masuk ke 2 Kabupaten, yakni Kabupaten Kobar dan Kabupaten Seruyan, yang tentunya berbagai bantuan dari pemkab Kobar perlu dipriorotaskan.

BACA JUGA:   Pj Bupati Kobar Serahkan LKPD, H. Budi Santosa Sudarmadi: Wajib Dilaksanakan Seluruh Pemerintah Daerah

Penulis yakin dan percaya, semua Kepala Desa di Kabupaten Kobar yang dipilih rakyatnya ingin pembangunan desanya berkembang dan maju sehingga rakyatnya semakin sejahtera.

Seperti dikatakan Kades Dau Santo kepada penulis, dia baru 2 tahun jadi Kepala Desa yang memimpin sekitar 80 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 500 jiwa, sampai sekarang pembangunan di desanya sangat memerlukan sentuhan pembangunan.

“Yang paling utama sentuhan pembangunan jalan desa, yang sampai sekarang kalau hujan sulit dilalui kendaraan”,kata Santo.

Pengamatan penulis, wilayah Desa Dau dengan luas sekitar 4000 hektar dengan jumlah penduduk hanya 80 KK. Kalau pembangunannya ingin cepat maju dan masyarakatnya sejahtera harus kerjasama dengan PBS, seperti dengan perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit.

Selama ini, semua PBS Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupaten Kobar, yang menyewa tanah Negara pajaknya harus setor ke pemerintah pusat. Nah kalau Desa-desa terpencil memiliki tanah Negara yang dikuasai desa, apa salahnya kalau dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit.

BACA JUGA:   Polisi Berhasil Ungkap Kasus Penipuan Skincare Bodong, Owner CV. Sega Arunika Berkah Kini Dipenjara

Pengamatan penulis jujur saja lah, kalau seandainya di Kobar tidak ada PBS, misal Perkebunan Kelapa Sawit, Kobar mau jadi ‘Apa’ ?.

Coba sekali-kali kalau warga masyarakat yang ada di Kota Pangkalan Bun, berkunjung ke salah satu Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit. Pasti akan terbelalak mata melihat bangunan permanen rumah mewah dan perkantoran serta sekolahan berada di bukit-bukti dan lingkungan pabrik.

Jadi untuk Desa Dau, kalau ingin pembangunannya cepat maju dan masyarakatnya sejahtera, pembangunnya perlu mendapat sentuhan dari para PBS.Semoga.

(Maman Wiharja).