Dorong Generasi Milenial Kotim Kembangkan Jiwa Kewirausahaan

MATERI : IM/BERITASAMPIT - Pimpinan Bank Kalteng Cabang Sampit, H. Tajuddinnor Asra (kanan) bersama Anggota DPD RI dapil IV Kalimantan Tengah Habib Said Abdurahman (kiri) saat memberikan materi dalam dialog interaktif bersama pemuda.

SAMPIT – Sebagai pemuda pengerak segala lini sektor tentunya harus memiliki semangat dan spirit yang kuat. Namun, ketika ingin terjun ke dunia bisnis pemuda di tuntut agar memiliki sikap semangat dan attitude sebagai pebisnis.

“Yang terpenting adalah semangatnya dalam berbisnis dulu, sikap dan etitud sebagai pebisnis juga harus di miliki oleh pemuda ketika berkeinginan untuk menjadi seorang pebisnis,” kata Pimpinan Bank Kalteng Cabang Sampit H. Tajuddinnor Asra, Kamis 6 Agustus 2020 di Sampit.

Pimpinan Bank Kalteng Cabang Sampit yang hadir sebagai narasumber dalam seminar dialog interaktif dengan tema ”Meningkatkan Kwalitas Generasi Muda Kotim Dalam Memerangi Pandemi covid-19″ yang diselenggarakan oleh Sapma Pemuda Pancasila bersama Habis Said Abdurahman Anggota DPD RI dapil IV Kalimantan Tengah, yang juga diikuti oleh OKP dan BEM se Kabupaten Kotawaringin Timur itu sangat bagus dan positif untuk memberikan motivasi kepada para pemuda.

Sebagai pemuda yang ada di Kotim lanjut Tajuddinnor Asra pemuda agar tidak pasrah dengan keadaan. Tapi juga memiliki semangat berwirausaha tanpa tergantung dengan siapapun.

“Di Kotim ini sangat banyak peluang usaha, asal kita mau melihat membuka mata banyak peluang yang ada, tingal bagaimana kita mengambil, memanfaatkan peluang itu untuk kesusksesan usaha,” katanya.

Saat disingung jika ada pemuda yang ingin berwirausaha salah satu bentuk dukungan dari Bank Kalteng Cabang Sampit yang merupakan bank milik daerah, yakni memberikan materi penyemangat untuk memulai usaha.

Kemudian jika usaha itu berkembang dan sudah terkelola dengan baik pihaknya akan memberikan modal Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Kita terbuka untuk memberikan modal, kita KUR, dan masih banyak program yang sesuai dengan bidangnya. Kalau usahanya layak di biayai, kita lakukan perhitungan dan analisa, barulah kita memberikan modal usahanya,” beber alumni organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu.

Mantan Ketua Komisariat PMII Universitas Palangkaraya di era 1990-an ini juga berharap, kepada para pemuda harus menjadi pemuda mandiri tidak tergantung dengan keadaan, bahkan orang tua dan lapangan pekerjaan ”Tapi sebagai pemuda harus bisa menjadi pencipta lapangan pekerjaan, minimal untuk diri sendiri. Syukur-syukur bisa untuk orang lain,” tambahnya.

(im/beritasampit.co.id).