Efektivitas Uang Baru Pecahan Rp 75 Ribu Dipertanyakan

Uang Baru Pecahan Rp 75 Ribu. Dok: Istimewa

JAKARTA–Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang ke-75 dimanfaatkan Bank Indonesia (BI) dengan meluncurkan uang pecahan baru yakni Rp 75 ribu.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi Keuangan DPR RI, Heri Gunawan menilai dari sisi patriotisme, langkah BI patut diapresiasi sebagai bagian untuk memeriahkan peringatan ulang tahun kemerdekaan.

“Namun, menurut saya dari sisi ekonomi patut dipertanyakan efektivitasnya dalam mendorong perbaikan ekonomi terutama untuk memulihkan perekonomian yang saat ini sedang di ambang resesi akibat adanya pandemi Covid-19,” tutur Heri, Senin, (17/8/2020).

Kata Heri, patut diakui bahwa semenjak adanya Pandemi Covid-19, BI sudah besar konstribusinya dalam upaya memulihkan perekonomian nasional.

Adapun langkah-langkah yang sudah dilakukan Bank Indonesia diantaranya menurunkan suku bunga acuan BI7DRR hingga ke level 4 persen, melakukan quantitative easing sebesar Rp 633,24 triliun per 14 Juli 2020, menjadi pembeli SBN di pasar perdana hingga mengikuti program burden sharing dengan pemerintah.

Namun sayangnya, menurut politikus Gerindra itu upaya-upaya yang dilakukan oleh Bank Indonesia bersama Pemerintah dan lembaga terkaitnya gagal menahan minusnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020.

Sebagaimana yang diumumkan oleh BPS bahwa perekonomian Indonesia pada kuartal II 2020 dinyatakan minus 5,32 persen. Bahkan sejumlah pihak memprediksi tren kurang menggembirakan tersebut akan berlanjut ke kuartal III 2020.

“Akankah Indonesia masuk jurang resesi?” ujarnya.

Mesti begitu, Heri bilang Idealnya  semua pihak-termasuk Bank Indonesia harus fokus pada permasalahan tersebut. Bagaimana caranya memulihkan perekonomian agar tidak masuk ke dalam jurang resesi.

Capaian perekonomian pada kuartal III 2020 tidak hanya menentukan masuk tidaknya Indonesia dalam jurang resesi tapi sangat penting juga dalam rangka menjaga keberlanjutan perbaikan ekonomi untuk memasuki tahun 2021.

“Bila pada kuartal III 2020, perekonomian masih menunjukkan kinerja yang buruk maka ke depan akan semakin berat untuk memulihkannya,” pungkas Heri Gunawan.

(dis/beritasampit.co.id)