Ini Penjelasan Dokter Hewan Terkait Bekantan yang Ditemukan di Pemukiman Warga

IST/BERITA SAMPIT - Dokter Hewan BOSF Nyaru Menteng Drh. Arga Sawung Kusuma Saat Menyelamatkan Bekantan.

PALANGKA RAYA – Terkait peristiwa ditemukannya satwa endemik Bekantan di jalan Christopel Mihing, Kelurahan Langkai, Kecamatan Pahandut, Kota Palangka Raya.

Dokter Hewan BOSF Nyaru Menteng Drh. Arga Sawung Kusuma menjelaskan, Bekantan (Nasalis larvatus) atau Proboscis monkey merupakan spesies endemik Kalimantan (Indonesia, Malaysia dan Brunei).

Di Kalimantan, Bekantan dikenal juga dengan nama Kera Belanda, Pika, Bahara Bentangan, Raseng dan Kahau. Biasanya mereka mendiami di hutan bakau di pulau kalimantan.

Berdasarkan Redlist the International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), Bekantan termasuk dalam kategori Genting (Endangered).

Bekantan termasuk primata yang terdaftar di dalam Appendix I dari the Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) yang berarti tidak boleh diperdagangkan.

Bekantan merupakan makhluk sosial yang mempunyai kelompok, apabila sendiri maka biasanya bekantan tersebut ada masalah.

Ia juga menyarankan pada warga, ketika melihat satwa liar yang masuk ke pemungkiman penduduk agar langsung menghubungi pihak BKSDA setempat, tetap dimonitor dari jauh tanpa menimbulkan stress bagi satwanya.

“Jangan pula menambah inisiatif untuk menangkap satwa itu sendiri karena kita tidak tau bagaimana kondisi stress satwa yang masuk area pemukiman manusia,” sarannya.

Terlebih satwa Bekantan, satwa ini dikalangan dunia medis sangat terkenal dengan tingkat stress sangat tinggi. “Jadi ketika stress tinggi dan berlangsung cukup lama akan bisa menyebabkan kematian. Biasanya disebut sebagai Capture Myopathy (CM),” pungkas dia.

Bersyukur team cepat datang dan dilakukan pembiusan ke bekantan tersebut untuk mengurangi stress. Didapatkan Bekantan dengan jenis kelamin jantan dan berusia 7 tahun, kemudian pada sore harinya setelah penyelamatan langsung dilepasliarkan ke hutan yang aman oleh pihak BKSDA dan BOSF Nyaru Menteng. (Hardi/Beritasampit.co.id)