Perlu Aksi Nyata Agar Bank Kalteng Bertahan di Tengah Persaingan Perbankan

IST/BERITA SAMPIT - Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah Habib Ismail Bin Yahya.

PALANGKA RAYA – DPRD Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) kembali menggelar rapat paripurna ke-7 masa persidangan II tahun 2020 di ruang rapat paripurna DPRD Provinsi Kalteng, Senin 7 September 2020. Rapat ini membahas rancangan peraturan daerah (Raperda) Provinsi Kalteng tentang penambahan penyertaan modal daerah pada perseroan terbatas (PT) Bank Pembangunan Daerah Kalteng, sekaligus penutupan masa persidangan II tahun sidang 2020 dan pembukaan masa persidangan III tahun sidang 2020.

Rapat Paripurna ini dibuka dan dipimpin oleh Wakil Ketua II DPRD Provinsi Kalteng H Jimmy Carter, juga dihadiri Wakil Gubernur Kalteng Habib Ismail Bin Yahya dan juga diikuti 28 anggota DPRD Kalteng.

Habib Ismail menyampaikan bahwa saat ini Bank Kalteng termasuk dalam Kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II, sehingga sangat perlu untuk segera melakukan tindakan dan aksi nyata agar Bank Kalteng dapat bertahan di tengah persaingan perbankan sehingga dapat meningkatkan penilaian dan kepercayaan publik.

Ia menekankan, salah satu hal paling penting demi mewujudkan kemampuan bank dalam persaingan perbankan adalah tersedianya modal yang kuat. Diungkapkan juga, pada rapat paripurna tersebut bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator telah menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 12/POJK03/2020 tentang konsolidasi bank umum.

Pada peraturan tersebut pihak regulator mendorong penguatan permodalan oleh bank dan salah satunya bank yang dimiliki badan usaha milik daerah (BUMD). Disebutkan bahwa modal inti minimum yang wajib dimiliki bank adalah paling sedikit Rp 3 triliun. Khusus bank milik pemerintah daerah wajib memenuhi modal inti minimum tersebut paling lambat tanggal 31 Desember 2024.

Peraturan pemerintah nomor 12 Tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah menyebutkan bahwa setiap penyertaan modal pemerintah daerah wajib dituangkan dalam peraturan daerah, sebelum adanya persetujuan bersama antara Gubernur dan DPRD atas Raperda tentang APBD.

Dalam Raperda tentang penambahan penyertaan modal Pemerintah Provinsi Kalteng pada PT Bank Pembangunan Daerah Kalteng, akan diatur penambahan modal Pemprov Kalteng, baik berupa uang dan barang dengan total Rp 698 miliar.

”Dengan demikian, rencana penyertaan modal sebagaimana yang saya sampaikan ini, diharapkan tahun 2024 dapat terpenuhi sesuai dengan ketentuan dalam peraturan OJK,” ungkap Habib Ismail.

Selanjutnya, Habib menyerahkan naskah raperda tentang penambahan penyertaan modal pemerintah Provinsi Kalteng pada PT BPD Kalteng dari Gubernur Kalteng kepada pimpinan dewan yang didampingi wakil-wakil ketua.

Turut hadir dalam rapat tersebut, Ketua, Wakil-Wakil Ketua dan para Anggota DPRD Provinsi. Selain itu, hadir juga Sekda Provinsi Kalteng, Staf Ahli Gubernur, Asisten Sekda Provinsi Kalteng, Inspektur Inspektorat Provinsi Kalteng, Unsur Forkopimda Kalteng, Kepala BPKP Provinsi Kalteng, Pimpinan PT. Bank Kalteng, Kepala SOPD dan Instansi Vertikal Lingkungan Pemprov Kalteng. (Hardi/beritasampit.co.id).