Palangka Raya dan Sampit Sama-Sama Terjadi Deflasi

IST/BERITA SAMPIT - Kepala Bidang Distribusi Badan Pusat Statistik Provinsi Kalteng Akhmad Tantowi (kanan).

PALANGKA RAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menyampaikan rilis tentang Perkembangan Indeks Harga Konsumen di Kalteng, yang disampaikan oleh Kepala Bidang Distribusi BPS Kalteng Akhmad Tantowi, di Kantor BPS Kalteng melalui virtual, Kamis 1 Oktober 2020.

Dari 90 kota pantauan IHK nasional, 34 kota mengalami inflasi dan 56 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Gunung Sitoli 1,00 persen dan deflasi tertinggi di Timika 0,83 persen.

BACA JUGA:   Lapak Pengepul CPO Ilegal di Sampit Menjamur, Disinyalir Terima Penggelapan

Palangka Raya menempati peringkat ke-7 kota deflasi di tingkat nasional, sedangkan Sampit menempati peringkat ke-23 kota deflasi.

“Deflasi di Palangka Raya 0,36 persen dipengaruhi oleh penurunan indeks harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau 1,06 persen dan kelompok transportasi 0,82 persen,” ungkap Akhmad Tantowi.

Sedangkan, Deflasi di Sampit 0,20 persen dipengaruhi oleh penurunan indeks harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau 0,56 persen, kelompok transportasi 0,56 persen, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,34 persen.

BACA JUGA:   Satpol PP Palangka Raya Siap Amankan Hari Paskah Nasional 2024

Berdasarkan dua kota acuan Palangka Raya dan Sampit, Provinsi Kalimantan Tengah mengalami deflasi 0,30 persen, diikuti oleh laju inflasi tahun kalender 0,13 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun 1,42 persen yang cukup rendah. (Hardi/beritasampit.co.id).