Food Estate, Jokowi Tinjau Lokasi Tanam Perdana di Belanti Siam

IST/BERITA SAMPIT - Presiden Joko Widodo Saat Meninjau Lokasi Penanaman Perdana

PULANG PISAU – Presiden Joko Widodo tiba di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, selanjutnya Presiden Joko Widodo disambut Kepala Staf Presiden Moeldoko. Selanjutnya, Presiden beserta rombongan menuju Pulang Pisau menggunakan helikopter.

Demikian pula dengan Plt Gubernur Kalteng Habib Ismail Bin Yahya beserta Pangdam XII/Tanjungpura Mayor Jenderal TNI Muhammad Nur Rahmad dan Kapolda Irjen Pol Edi Prasetyo, menuju Pulang Pisau menggunakan helikopter. Selepas mendarat di helipad Desa Gadabung, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, rombongan langsung menuju lokasi penanaman perdana.

Selanjutnya Presiden RI Joko Widodo meninjau lokasi penanaman perdana kawasan Food Estate Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Kamis 8 Oktober 2020.

Lokasi penanaman perdana tepatnya berada di REI 19 dan 20 dengan luas lahan 10 hektare (Ha) milik 5 anggota Kelompok Tani (Poktan) Panca Makmur. Luas lahan seluruh anggota Poktan Panca Makmur sendiri mencapai 80 Ha. Sementara itu, jenis padi yang ditanam pada penanaman perdana hari ini adalah Inpari 43.

Selepas penyampaian penjelasan panel oleh Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, Presiden Joko Widodo didampingi Plt Gubernur Habib Ismail Bin Yahya beserta rombongan meninjau sawah dengan berjalan kaki.

Di sekitar saung atau pondok, Presiden menyaksikan olah tanah rawa dengan traktor apung dan berdialog dengan operator traktor. Selain itu, Presiden menyaksikan penanaman padi dengan alat tanam rice transplanter dan melihat teknologi pemupukan dengan menggunakan drone. Saat menyampaikan keterangan pers, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa kunjungan kerja kali ini untuk memastikan dimulainya Program Food Estate.

“Hari ini, saya kembali lagi ke Provinsi Kalimantan Tengah, khususnya sekarang ada di Kabupaten Pulang Pisau, kita ingin memastikan dimulainya Food Estate yang semuanya di sini 168.000 Ha akan ditanami padi untuk beras. Di Pulang Pisau tahun 2020 ini akan dikerjakan 10.000 Ha, di Kabupaten Kapuas sekitar 20.000 Ha, sehingga totalnya di Provinsi Kalimantan Tengah 30.000 Ha,” kata Presiden RI Joko Widodo.

Presiden menjelaskan, penggunaan drone dan traktor apung dinilai cukup efektif. Bisa mengerjakan kira-kira 1-2 Ha per hari dengan 2 kecepatan karena mengerjakan 2 hamparan yang luas, sehingga dibutuhkan mekanisasi alat-alat modern hingga kecepatan itu betul-betul ada.

“Kita juga di sini mengkombinasikan antara sawah (tanaman padi) dan di pinggir tanaman jeruk. Kemudian, ada lagi bawang merah, kelapa, bahkan nanti hasil yang dihasilkan bukan hanya padi, tetapi juga jeruk, plus bawang merah,” jelas Presiden lebih lanjut.

“Karena airnya melimpah, di setiap irigasi yang ada juga akan membudidayakan ikan di keramba yang akan kita lihat dalam 3-4 bulan hasilnya seperti apa. Dengan cara-cara ini, kita harapkan pendapatan petani akan naik, tidak hanya dari padi, tetapi juga dari jeruk, bawang, kelapa, ikan, itik. Ini kombinasi, model-model bisnis seperti ini akan kita coba lebih dulu, nanti kita lihat hasilnya. Jika bagus hasilnya, maka kita akan coba di tempat lain per 1.000 Ha lahan,” kata Presdiden Joko Widodo.

Luas kawasan Center of Excellent (CoE) Food Estate Desa Belanti Siam mencapai 1.025 Ha yang terletak di REI 5-29, dengan 538 rumah tangga petani di dalamnya.

Beberapa teknologi diaplikasikan di kawasan CoE, seperti teknologi pengelolaan air, perbaikan kualitas air, dan pemanfaatan air di lahan pasang surut untuk usaha tani padi unggul dan hortikultura, baik sayuran maupun buah-buahan, termasuk untuk budidaya ikan dan perkebunanan.

Pada teknologi budidaya padi di lahan pasang surut, telah diaplikasikan teknologi Rawa Intensif Super Aktual (RAISA) berupa aplikasi bahan-bahan organik, baik pada tanah maupun benih padi unggul yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian, seperti varietas Inbrida Padi Rawa dan Inbrida Padi Irigasi. Komoditas lain yang dapat dipadukan di lahan rawa dan diaplikasikan petani di kawasan CoE, antara lain jeruk, sayuran, kelapa, empon-empon, dan ikan.

(Hardi/Beritasampit.co.id)