Riskon Fabiansyah Ingatkan Pemkab Kotim Antisipasi Karhutla

IM/BERITASAMPIT - Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, Riskon Fabiansyah.

SAMPIT – Mulai munculnya sejumlah titik panas (Hotspot) di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dinilai akan ancaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Anggota Komisi III DPRD setempat, Riskon Fabiansyah mengingatkan agar lebih meningkatkan kewaspadaan.

Dirinyalah pun meminta agar pihak pemerintahan kabupaten jangan lengah. Dan dari pihak masyarakat harus bisa ikut berperan aktif dalam penanggulangan secara dini antisipasi Karhutla. Terlebih lagi satat ini kondisi cuaca dinilai cukup rawan, mengingat kebakaran lahan telah terjadi di sejumlah titik.

“Dengan kejadian dua titik hotspot yang terjadi di Desa Tanah Putih dan Kandan, ini menjadi warning atau peringatan untuk Pemkab Kotim untuk menyiagakan Satgas Karhutla, baik di tingkat kabupaten, kecamatan sampai ke kelurahan dan desa, sebagai upaya penanggulangan agar cepat bergerak apabila muncul titik hotspot yang baru,” katanya, Kamis 8 Oktober 2020.

Saat ini Kotim sendiri tengah berhadapan dengan tiga masalah yaitu pandemi Covid-19 yang masih terjadi, musibah banjir secara bergantian di sejumlah kecamatan dan kini kebakaran lahan yang mulai terjadi.

Ketiga masalah itu sama-sama harus ditangani dengan baik dengan maksimal, karena sama-sama menyangkut keselamatan dan dampaknya terhadap perekonomian masyarakat yang sebagian bernotaben petani dan pekebun.

“Jangan sampai diantaranya terabaikan, karena dampaknya juga akan menimbulkan masalah. Pemerintah daerah saat ini dituntut bekerja keras untuk menanggulangi ketiga masalah krusial tersebut,” tandasnya.

Lebih jauh di jelaskan pria yang akrab disapa Eko ini. Tantangan berat tidak hanya dalam hal terbatasnya keuangan dan sarana, tetapi juga masih rendahnya kesadaran masyarakat, khususnya dalam menerapkan protokol kesehatan untuk membantu mencegah penularan Covid-19.

Kendati demikian, legislator partai Golkar mengingatkan agar pemerintah bertanggung jawab dan harus melakukan upaya-upaya nyata di lapangan untuk mencegah dan menanggulangi ketiga masalah tersebut.

Terkait ancaman kebakaran lahan, berdasarkan pemetaan potensi rawan bencana oleh pemerintah daerah, ada 72 desa rawan kebakaran hutan dan lahan di Kotim dan menjadi panduan tim Satgas Karhutla agar selalu waspada dan berupaya maksimal mencegah kebakaran.

Sementara berdasarkan data BMKG Bandara H Asan Sampit tahun ini sedikit terbantu karena diperkirakan kemarau yang terjadi termasuk kemarau basah. Diharapkan, kebakaran lahan yang terjadi tahun ini tidak separah tahun-tahun sebelumnya.

“Kita berharap Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah tentang tata kelola lahan untuk petani segera disahkan, sehingga dapat dijadikan panduan bagi daerah untuk memberikan edukasi bagi masyarakat yang berprofesi sebagai peladang atau petani,” ungkapnya.

(im/beritasampit.co.id).