Lawan Covid-19, Jadi Pahlawan dengan Taat Memakai Masker

ILHAM/BERITA SAMPIT - Pelaksana Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kotim, Multazam, saat berbincang kepada sejumlah awak media, Senin 09 November 2020.

SAMPIT – Satuan tugas penanganan Covid-19 yang tergabung dari berbagai instansi, institusi maupun organisasi masyarakat, memiliki andil besar dalam melakukan pencegahan penyebaran virus korona.

Mereka juga bisa dibilang pahlawan, dan masuk dalam kategori di peringatan Hari Pahlawan pada 10 November. Karena Satgas bekerja secara ikhlas, dengan memprioritaskan keselamatan orang banyak dibandingkan keselamatan mereka sendiri.

“Menjadi pahlawan bukan hanya berjuang dimedan perang, kami di Satgas juga beresiko entah sakit atau apa, tapi ini tugas negara, dan karena penugasan ini kami menganggap telah terbiasa, hanya orang lain bisa menilai, mencatat dan mengingatnya,” kata Pelaksana Harian Satgas Covid-19 Kotim, Multazam, senin 09 November 2020.

Menurut Dia, jika dibilang khawatir, pasti dirinya beserta seluruh tim di Satgas sangat khawatir, sebab selain berjuang untuk membantu keselamatan orang lain, mereka juga harus memperhatikan keselamatan diri sendiri agar tidak tertular Covid-19.

“Keluarga agak khawatir, sehingga kita juga harus punya fungsi scrining, anak juga scrining untuk menyaring saya jangan sampai saya yang OTG dan menyebarkan di keluarga, ini yang paling berat. Untuk mengantisipasi saya juga harus punya kepekaan dan sensornya, alhamdulillah sampai saat ini bagus, sebab kalau saya ketemu teman yang dokter saya selalu diskusi dan bertanya,” jelasnya

BACA JUGA:   Diduga Ikut Bali, Puluhan Motor di Sampit Terjaring patroli Gabungan

Menjaga kesehatan menjadi prioritas utama, seperti memberikan suplai imun tubuh dengan mengkonsumsi vitamin, makanan bergizi, dan istirahat yang cukup.

“Dulu ketika di rapit saya pasti cemas seperti semua orang pada umumnya, apalagi kita menghadapi orang yang reaktif hadapi. Tapi itu dulu saya cemas, tapi setelah kita tahu cara mengantisipasinya, sekarang biasa kalau menemukan ada yang reaktif,” paparnya.

Selama bergelut dalam Satgas, hal yang sangat berkesan menurut Multazam, saat membantu pasien yang terkonfirmasi diruang isolasi, mereka meminta tolong untuk mengetahui kondisi kesehatanya dengan terus mendapatkan informasi yang terbaru.

“Kita pernah menangani pasien yang dirawat sekitar 109 hari, selain dia stres, kita pun ikut stres. Dan informasi terbaru terus kita berikan seputar perkembangan pasien. Dengan memberikan informasi mereka sembuh itu yang berkesan,” ucapnya.

BACA JUGA:   Truk vs Truk Apa Jadinya, Begini Kondisi Sopirnya

Sedangkan kabar yang menjadi pukulan bagi Satgas, ketika ada pasien Covid-19 yang meninggal. Namun semua itu menurut Multazam, merupakan kehendak yang kuasa, manusia hanya sebagai perantara berupaya memberikan pengobatan terbaik untuk kesembuhan pasien.

“Sekarang untuk pihak sudah bisa mengikuti menyolatkan dengan standar protokol kesehatan. Saat ini bagaimana kita memberikan pemahaman pada masyarakat, agar tidak lagi memiliki pandangan miring terhadap pasien yang terpapar maupun keluarganya,” ujarnya

Perang terhadap Covid-19 merupakan tanggung jawab bersama, dengan menerapkan standar protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan sering mencuci tangan, sudah sangat membantu mencegah penyebaran virus tersebut.

“Pahlawan tidak harus di Satgas, namun pada masyarakat itu sendiri, jika memakai masker menjalankan 3 M, sudah menjadi pahlawan sebenar-benarnya baik bagi diri sendiri maupun orang lain,” tandasnya.

(Cha/beritasampit.co.id)