Cerita Hidup Seorang Badut Jalanan Saat Pandemi Covid-19

HARDI/BERITA SAMPIT - Muhamad Adam Ibrahim saat memperlihatkan topeng badutnya.

PALANGKA RAYA – Saat pandemi Covid-19 banyak orang yang beralih profesi, hal itu terjadi karena dampak dari pandemi itu sendiri. Seperti yang dialami oleh Muhamad Adam Ibrahim atau yang dikenal dengan nama Adam yang merupakan seorang badut jalanan yang sudah menjalankan profesi tersebut selama dua bulan.

“Saya menjadi badut jalanan ini sudah dua bulan dari awal bulan September sampai saat ini dan awal saya datang ke Kota Palangka Raya itu pada akhir bulan Agustus 2020. Dulu saya sebelum jadi badut jalanan saya seorang pekerja swasta di Kabupaten Tanah Bumbu di Provinsi Kalimantan Selatan, karena disana susah cari kerja dan pemasukan tidak ada akhirnya saya menjadi badut jalanan,” jelas Adam, Rabu 11 November 2020.

Adam juga menjelaskan, untuk penghasilan itu sehari tidak menentu, terkadang banyak dan terkadang sedikit. Untuk jam kerja dirinya mengatakan, dimulai dari pukul 9.30 WIB sampai 11.30. WIB, lalu dilanjutkan kembali dari pukul 15.00 WIB sampai 19.00 WIB.

Untuk lokasi dia berjalan dari Taman Pemuda, Bundaran Burung, persimpangan Jalan Seth Adji, dan kembali lagi ke Taman Pemuda, Kota Palangka Raya. Adam mengatakan, untuk memakai kostum badut itu sangat pengap, apalagi kalau didalam kostum tersebut ada busanya seperti yang dipakai oleh teman-temannya itu cukup berat untuk dipakai.

“Saya mendapatkan kostum ini dari teman saya yang kebetulan nyewa dengan orang juga, dan itu disewa perhari dengan tarif Rp 75.000. Untuk yang menjadi badut di Kota Palangka ini ada empat orang termasuk saya,” ucapnya. (Hardi/beritasampit.co.id).