Kunjungi Universitas Kristen Indonesia Tomohon, Gus Jazil Dukung Berdirinya Fakultas Kedokteran

Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid (tengah). Dok: Istimewa

MANADO— Kehadiran Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid ke Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT), Kota Tomohon, Sulawesi Utara (10/11/2020) disambut dengan hangat oleh civitas akademika di sana. Rektor UKIT Pendeta Dr. Arthur Rumengan, para pembantu rektor, pihak yayasan, ketua senat, pengurus BEM, serta para pendeta, menjabat tangan Jazilul Fawaid sejak dirinya menginjak di kampus itu.

Kunjungan kerja yang dilakukan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke daerah yang hawanya sejuk itu untuk bersilaturahmi dan menjaring aspirasi civitas akademika dari salah satu kampus tertua di Sulawesi Utara itu.

Dalam tatap muka yang digelar di Aula UKIT, Jazilul Fawaid menuturkan dirinya bangga bisa bertemu dengan rektor, pembantu rektor, perwakilan mahasiswa, yayasan, senat, dan para pendeta.

Disampaikan kepada mereka bahwa salah satu tugas MPR adalah mensosialisasikan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika atau yang lebih popular disebut Empat Pilar MPR. “Tugas MPR adalah menjaga dan menanamkan Emat Pilar kepada seluruh komponen bangsa

BACA JUGA:   Mukhtarudin: Green Energy dan Green Industry Jadi Bagian Kehidupan

Sosialisasi dikatakan oleh pria yang akrab disebut Gus Jazil itu penting sebab saat ini masih ada kelompok yang mempertanyakan dan ingin mengganti dasar-dasar negara. “Hal demikian bisa menjadi bibit-bibit perpecahan”, ungkapnya. Mereka mempertanyakan dan ingin mengganti dasar negara sebab ada sikap ingin menang sendiri. Untuk itu dirinya mengajak kepada semua untuk meneguhkan hati agar terus menjaga dan setia kepada dasar negara dan nilai-nilai luhur bangsa. “Mudah-mudahan kita terus dituntun Tuhan agar terus bersatu”, tuturnya.

Bangsa Indonesia menurut alumni PMII itu mengedepankan sikap gotong royong. “Kita mengedepankan dialog bukan budaya konflik”, tuturnya.

Dirinya khawatir sebab saat ini ada kecenderungan sebagaian masyarakat yang lebih memilih budaya konflik.

“Padahal dasar kita adalah permusyawaratan. Semua permasalahan yang ada dikatakan diselesaikan dengan cara ini,” tandasnya.

Kepada civitas akademika UKIT, pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu mengatakan kunci keberhasilan dan kemajuan suatu bangsa adalah pendidikan.

Jazilul bilang pendidikan adalah investasi masa depan. Dirinya menyayangkan dunia pendidikan yang ada di Indonesia kurang diperhatikan.

BACA JUGA:   Jakarta Tetap Menjadi Daerah Khusus Meski RI Sudah Pindah Ibukota

“Terbukti saat pandemic Covid-19, bangsa tidak siap dengan pendidikan model daring. Pendidikan seperti itu harus dievaluasi,” beber Jazilul.

Perlunya melakukan evaluasi terhadap pendidikan secara menyeluruh sebab dalam rangking perguruan tinggi di dunia, perguruan tinggi dari Indonesia berada pada posisi di atas nomer 500 ke atas.

Dalam masa pandemic, disebut selain masalah kesehatan dan ekonomi yang diperhatikan, dunia pendidikan juga perlu perlakuan yang sama.

“Apa jadinya kalau ekonominya kuat dan masyarakatnya sehat namun tidak cerdas”, ujarnya. Saya mengajak kepada mahasiswa yang hadir untuk terus semangat belajar. Kita jadikan suasana yang ada untuk bangkit” ujarnya.

Keinginan UKIT untuk mendirikan fakultas kedokteran didukung oleh Jazilul Fawaid. Pendidikan kedokteran diakui sangat penting sebab ketika pandemic terjadi, bangsa ini terbukti kekurangan tenaga medis.

“Saya akan ikut mengawal dari keinginan UKIT mendirikan fakultas kedokteran,” pungkas Jazilul Fawaid.

(dis/beritasampit.co.id)