Temui Gubernur Bali, Bamsoet Dorong Pembangunan Sirkuit F1

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dan Gubernur Bali I Wayan Koster. Dok: Istimewa

BALI– Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendapatkan dukungan dari Gubernur Bali, I Wayan Koster, untuk menjadi Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) periode 2020-2024.

Sebelumnya, dukungan juga sudah datang dari 24 Pengurus Provinsi (Pengprov) IMI.
Dukungan Gubernur Bali melengkapi dukungan 24 Pengprov IMI dari seluruh Indonesia yang telah disampaikan sebelumnya.

“Insha Allah dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan menjadi modal kuat untuk memajukan olahraga bermotor di Indonesia,” ujar Bamsoet usai bertemu Gubernur Bali I Wayan Koster di Bali bersama para ketua IMI Provinsi se-Indonesia , Jumat (20/11/2020).

Dalam pertemuan tersebut, Bamsoet juga mendorong dibuatnya sirkuit Formula 1 (F1) dan MXGP di Bali. Sebagai tujuan destinasi wisata yang sudah mendunia dengan keunggulan wisata alam dan budaya. Bali juga punya potensi besar untuk dikembangkan menjadi wisata otomotif.

“Karenanya, pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Bali perlu mulai membuat rencana strategis membangun Sirkuit F1. Tak perlu menggunakan uang APBN atau APBD secara penuh, pembangunan sirkuit bisa dilakukan dengan menggandeng investor. IMI siap menjembataninya,” kata Bamsoet.

Politisi Golkar menuturkan negara tetangga di skala ASEAN saja sudah memiliki sirkuit untuk balapan F1. Antara lain Malaysia dengan Sirkuit Sepang, Singapura dengan Sirkuit Jalan Raya Marina Bay, dan Vietnam dengan Sirkuit Jalan Raya Hanoi.

“Sebagai negara terbesar dari segi luas wilayah, jumlah penduduk, maupun kekuatan ekonomi, Indonesia sepatutnya sudah bisa membuat sirkuit F1,” imbuhnya.

Bamsoet pun mengusulkan pembangunannya lebih tepat di Bali. Selain karena kondisi sosial masyarakat yang mendukung, para pecinta F1 rasanya juga tak akan keberatan datang ke Bali. Mereka bisa datang menonton keseruan balapan, setelah itu menikmati berbagai destinasi wisata alam dan budaya di Bali.

Bamsoet bilang penyelenggaraan F1 di berbagai negara bisa mendatangkan keuntungan hingga triliunan rupiah.

Sebagai contoh, perusahaan akuntan global Pricewaterhouse Coopers memperkirakan Azerbaijan mendapatkan keuntungan ekonomi mencapai USD 506 juta dollar atau sekitar Rp 7 trilun selama empat tahun menyelenggarakan F1.

“Selain keuntungan ekonomi, prestise atau kebanggaan sebagai sebuah bangsa juga akan hadir. Dengan adanya sirkuit F1, industri olahraga nasional juga akan semakin meningkat. Para generasi muda juga akan semakin serius menekuni profesi atlet, karena ada kejelasan,” pungkas Bambang Soesatyo.

(dis/beritasampit.co.id)