Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat Kunci Utama Menuju Indonesia Emas 2045

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat. Dok: Istimewa

JAKARTA– Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat (Rerie) berharap ada kolaborasi antara pemerintah, akademisi dan sektor swasta, agar mampu mengatasi masalah yang dihadapi dalam proses pembangunan saat ini untuk menyambut Indonesia Emas 2045.

Rerie mengatakan hal itu dalam acara daring pada workshop kepemimpinan di Lemhanas RI dengan tema ‘Tantangan Kompleks Bangsa menuju Indonesia Emas 2045’, Kamis (26/11/2020).

Rerie mengaku seringkali pemerintah dan masyarakat tidak berada pada saluran dan frekuensi yang sama dalam berkomunikasi. Sehingga upaya yang dilakukan pemerintah dimaknai berbeda oleh masyarakat.

“Karena itu, perlu strategi komunikasi yang tepat antara pemerintah dan masyarakat, dengan didasari data yang akurat dalam pengambilan keputusan untuk mengatasi masalah yang ada,” tutur Rerie.

BACA JUGA:   Teras Narang: Peran Generasi Muda Penting dalam Mengimplementasikan Nilai Kebangsaan

Bukan hanya itu, politikus nasDem itu berujar seringkali dalam pengambilan keputusan untuk mengatasi masalah, para pemangku kepentingan hanya berdasarkan pengalaman masa lalunya saja.

Padahal, lanjut dia, masalah yang sama belum tentu memiliki latar belakang penyebab yang sama di satu daerah.

“Karena itu, perlu pola kajian secara khusus untuk memahami penyebab masalah di satu daerah, agar tidak menghasilkan kesimpulan yang salah,” tandasnya.

Dia mengatakan adanya gap pengetahuan antara masyarakat dan pemerintah juga bisa menjadi kendala dalam menjalankan sejumlah program dalam pembangunan.

Sudut pandang yang berbeda seringkali menghasilkan kesimpulan yang berbeda pula.

“Kemampuan melihat perbedaan sudut pandang, membantu kita untuk menemukan bentuk penyelesaian masalah sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat,” imbuh Rerie.

BACA JUGA:   Index Pembangunan Pemuda Naik, Legislator Golkar Bilang Begini!

Metode manajemen perubahan Teori U karya Otto Scharmer, yang intinya adalah upaya untuk Observe, Retreat – Reflect serta Act dalam mengkaji masalah, menurut Rerie, merupakan tools yang sangat powerfull untuk diimplementasikan dalam sejumlah proses pembangunan.

Kata Rerie penerapan metode manajemen Teori U, tambahnya, memerlukan keinginan, hati dan pikiran terbuka setiap anak bangsa dalam menjalankannya.

“Tantangannya sekarang, adalah bagaimana teori tersebut bisa menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk mewujudkan tujuan Indonesia Emas 2045, agar bangsa Indonesia mampu bersaing dengan bangsa lain dan dapat menyelesaikan masalah mendasar di Tanah Air, seperti isu korupsi dan kemiskinan,” pungkas Lestari Moerdijat.

(dis/beritasampit.co.id)