Laskar Sahati : Kotim Butuh Pemimpin Yang Berpengalaman, HARATI Pilihannya

IST/BERITA SAMPIT - Ketua Tim Relawan Sahati, Supriyadi Ellyyas (Yadi Kijang) bersama Calon Bupati Kotim Halikinnor, di markas Tim Relawanan Laskar Sahati.

SAMPIT – Sebagai salah satu kabupaten luas dengan jumlah penduduk terbanyak, pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat dan juga termaju di Kalimantan Tengah, pastinya tidak mudah untuk mengelola Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

Dibutuhkan sosok seorang pemimpin yang benar-benar berpengalaman, memahami seluk beluk kondisi daerah dan juga menguasai pemerintahan. Dan ini semua ada di Pasangan Calon Bupati serta Wakil Bupati Kotim, Halikinnor-Irawati yang akrab dipanggil HARATI.

“Sosok Halikinnor adalah orang yang berpengalaman di Birokrasi, selama 35 tahun sebagai Pegawai Negeri dari jabatan paling bawah pegawai Kecamatan, menjadi Lurah, Camat dan sampai kejabatan tertinggi sebagai Sekretaris Daerah (Sekda). Jadi pengalamannya tidak diragukan lagi, apalagi sebaga Sekda memahami bagaimana mengelola dan mendapatkan anggaran untuk pembangunan Daerah, dan untuk memperjuangkan mendapatkan anggaran itu tidaklah mudah,” ungkap Ketua Tim Relawan Laskar Sahabat Halikin-Irawati (Sahati), Supriyadi Ellyyas, Jumat 27 November 2020.

Menurut relawan yang akrab dipanggil Yadi Kijang ini, selain memahami Birokrasi, kepribadian Halikin yang supel, bersahaja, bisa bergaul kepada siapa saja dan suka menolong, merupakan seorang pemimpin yang banyak disukai masyarakat.

“Kami bertekat akan mengawal beliau sampai KPU memutuskan siapa terpilih sebagai pemimpin Kotim, dan kami yakin HARATI akan menjadi pemenangnya. Karena kami yakin pembangunan Kotim akan lebih maju dan merata jika di pimpin oleh HARATI,” tegas Yadi.

Yadi menambahkan bahwa memilih pemimpin itu harus cermat dan jeli, sebab masa kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada tahun 2020 ini sangat singkat sekitar 3 tahun lamanya. Diperkirakan pelantikan sekitar pertengahan tahun 2021, kemudian dilanjutkan ditahun 2024 memasuki Pilkada serentak.

“Jabatan Bupati nanti maksimalnya bekerja sekitar 2,5 tahun, tahun 2024 sudah berakhir jabatannya. Masyarakat harus cerdas memilih pemimpin, sebab dengan waktu yang begitu singkat dibutuhkan seorang pemimpin yang benar-benar berpengalaman dan memahami birokrasi, bukan yang belajar,” demikian kata Yadi. (Cha/beritasampit.co.id).