Kolaborasi dan Gotong-royong Merupakan Solusi Hadapi Perubahan

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat hadir secara virtual dalam acara Temu Tokoh dengan tema 'Disrupsi dan Pandemi: Tantangan Bagi Kaum Muda' di depan civitas akademika Universitas Bojonegoro, dan Universitas Muhammadiyah, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin, (15/12/2020). Dok: Istimewa

JAKARTA– Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat (Rerie) mengatakan bahwa bekolaborasi dan bergotong-royong merupakan salah satu solusi untuk menghadapi berbagai perubahan yang terjadi saat ini dan di masa datang.

Rerie mengatakan hal itu secara virtual dalam acara Temu Tokoh dengan tema ‘Disrupsi dan Pandemi: Tantangan Bagi Kaum Muda’ di depan civitas akademika Universitas Bojonegoro, dan Universitas Muhammadiyah, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin, (15/12/2020).

“Generasi muda sekarang, menurut Rerie harus pandai menempatkan diri dalam menghadapi berbagai perubahan pasca pandemi Covid-19, agar tetap survive,” tutur Rerie.

Dialog ini dihadiri Drs. Soehadi Moeljono, (Mantan Sekda Kab. Bojonegoro 2 periode), Arief Januwarso, (Ketua Yayasan Universitas Bojonegoro) dan Dr. Tri Astuti Handayani (Rektor Universitas Bojonegoro) sebagai narasumber.

BACA JUGA:   Komisi VII DPR RI Desak Dirut PHE Bekerja Maksimal Tingkatkan lifting Migas Nasional

Selain itu, hadir juga Drs. Suyoto, (Mantan Bupati Bojonegoro) dan Eko Hardiansyah, M.Psi (Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo).

Politisi NasDem mengatakan dalam menghadapi situasi saat ini, membangun reputasi dan integritas diri adalah yang utama. Karena dampak disrupsi, menyebabkan jutaan jenis pekerjaan hilang, namun, pada saat bersamaan jenis pekerjaan baru akan muncul.

‘Saat inilah, kesempatan untuk berpikir dan menata langkah kita agar bisa menjawab tantangan di masa kini dan mendatang,” tandas Rerie.

Rerie berharap generasi muda harus mampu menguasai teknologi dan terus belajar banyak hal untuk menghadapi perubahan di masa mendatang.

“Di masa datang, bidang kesehatan, perdagangan, pendidikan dan lingkungan hidup diperkirakan menjadi bidang yang banyak mendapat perhatian,”imbuh Rerie.

BACA JUGA:   Harus Ada Perencanaan Matang Generasi Muda Menghadapi Era Bonus Demografi

Kesiapan generasi muda untuk bekerja dengan budaya yang berbeda, menurut Rerie, juga sangat diperlukan. Karena di era globalisasi yang tanpa batas saat ini, dibutuhakan kolaborasi dengan berbagai bangsa dengan budaya yang berbeda merupakan sebuah keniscayaan.

“Untuk menghadapi kondisi itu, generasi muda juga harus memperkuat pemahaman tentang nilai-nilai kebangsaan yang kita miliki. Pemaknaan dan pelaksanaan dari nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu sekaligus untuk mewujudkan ketahanan nasional dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” pungkas Lestari Moerdijat.

(dis/beritasampit.co.id)