Dinas PMD Kotim Dorong BUM Desa Fokus Produk Unggulan Desa

TANYA JAWAB : ARIFIN/BERITA SAMPIT – Kades Ujung Pandaran Aswin Nur memberikan pertanyaan kepada narasumber bagaimana cara pengelolaan BUM Desa untuk pengembangan objek wisata di pantai laut Pandaran.

SAMPIT – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), mendorong seluruh Badan Usaha Milik (BUM) Desa agar fokus pada pengembangan produk unggulan yang ada di desa nasing-masing.

“Silakan mau mengembangkan apa saja misalnya, di sektor pertanian, perkebunan, perikanan atau kerajinan, kami harapkan fokus pada produk unggulan desa,” ucap Kepala Dinas PMD Kotim Hawianan kepada wartawan beritasampit.co.id, Jumat 18 Desember 2020.

Guna mengetahui apa saja rencana produk unggulan desa yang akan dikembangkan, lanjutnya, pengelola BUM Desa hendaknya melakukan pemetaan potensi wilayah desa.

Cara seperti ini, menurutnya, pengelola BUM Desa akan mengetahui potensi-potensi apa saja yang bisa dikembangkan namun tetap menyesuaikan dengan kemampuan permodalan.

Hawianan mencontohkan, Desa Satiruk Kecamatan Pulau Hanaut dan Desa Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit merupakan destinasi objek wisata pantai yang bisa dikembangkan dan dikelola dengan baik.

Dalam hal ini, kata dia, tentunya BUM Desa bisa berperan aktif dengan menyiapkan berbagai sarana dan prasarana yang dianggap cocok dan sesuai dengan potensi desa.

“BUM Desa bisa menjual produk unggulan desa misalnya keripik berbahan ikan atau mengajak kerja sama dengan BUM Desa lain karena aturannya BUM Desa bisa mengadakan kerja sama dengan BUM Desa lainnya bahkan pihak ketiga,” tegas mantan Camat Bukit Santuai ini.

Untuk itu, Hawianan mendorong seluruh BUM Desa di Kotim yang memiliki potensi agar lebih fokus pada pengembangan produk unggulan desa.

“Kami mengajak seluruh BUM Desa lebih aktif lagi dalam mengembangkan produk unggulan desa, kami harapkan tahun 2021 semua itu mulai berjalan dengan baik karena berdasarkan penilaian BUM Desa yang aktif sejak 2020 hanya 60 persen,” pungkasnya.

(ifin/beritasampit.co.id)