Vaksin Tambahan Untuk Indonesia Menunjuklan Kemajuan Signifikan

IST/BERITA SAMPIT - Kepala Badan POM RI, Penny K Lukito menyerahkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik Kepada Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir, disaksikan Menkes dan Menlu serta Wamen I BUMN.

BANDUNG – WHO, GAVI, dan lain-lain dalam rangka mengamankan akses vaksin melalui mekanisme COVAX Advance Market Commitment, dengan range perkiraan 3-20% dari jumlah penduduk. Perjanjian pasokan vaksin Covid-19 dari AstraZeneca dan Novavax, serta rencana kedatangan vaksin tambahan dari Sinovac menunjukkan kemajuan signifikan untuk Indonesia.

Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Bandung Kamis, 31 Desember 2020. Katanya saat ini pemerintah sudah masuk tahap pertama, yaitu penyediaan dan persetujuan vaksin yang akan selesai dalam waktu dekat, sehingga Pemerintah bisa melangkah ke tahap kedua, yaitu bagaimana distribusi vaksin ke seluruh pelosok Indonesia dalam jangka waktu yang singkat, untuk bisa diberikan kepada tenaga kesehatan, tenaga pelayanan publik dan bertahap kepada seluruh rakyat Indonesia, serta bagaimana bisa melaksanakan penyuntikan di seluruh titik-titik pelayanan.

Wakil Menteri I BUMN, Pahala Mansury, menyampaikan, “Penandatanganan antara Bio Farma dengan AstraZeneca dan Indofarma dengan Novovax merupakan tonggak penting untuk mengamankan ketersediaan dan keragaman akses vaksin untuk masyarakat Indonesia. Serta pemberian sertifikasi CPOB yang diberikan dari Badan POM ke Bio Farma merupakan pengakuan terhadap kesiapan, komitmen dan kemampuan Bio Farma dalam mempersiapkan produk vaksin Covid-19 yang berkualitas.

Sebelumnya, kualitas dan kapasitas Biofarma juga telah diakui oleh CEPI, dalam due diligence yang dilakukan pada 15 September 2020 dengan hasil yang baik, Kepala Badan POM, Penny K Lukito mengatakan, akan mengawal proses perizinan penggunaan vaksin yang telah disiapkan pemerintah dengan mengutamakan aspek keamanan, mutu dan khasiat.

Sebagai otoritas obat dan makanan di Indonesia, dan sesuai arahan dari Presiden, aspek keamanan, keselamatan dan jaminan yang berbasis scientific, juga aspek mutu, dan khasiat dari vaksin, adalah hal yang utama. Sementara terkait pemberian Sertifikat CPOB Kepala Badan POM menyatakan, dari aspek mutu sudah dilakukan inspeksi pada fasilitas produksi Sinovac di Beijing maupun di Bio Farma.

“Pada hari ini, kami sudah memberikan sertifikat izin Cara Pembuatan Obat yang Baik untuk fasilitas di Bio Farma, hal ini menandakan telah memenuhi persyaratan untuk seluruh bisa memproduksi vaksin Covid-19 untuk proses filling, dan finish,” katanya.

Fasilitas di gedung 43 dan 21 akan digunakan Bio Farma untuk seluruh aspek fasilitas produksi dan pengendalian mutu pasokan vaksin. Sementara itu, Honesti menyampaikan komitmen pasokan vaksin yang telah diamankan perusahaan dari berbagai sumber.

“Sinovac mengirimkan 3 juta dosis dalam bentuk jadi di bulan Desember 2020, serta berkomitmen untuk mengirimkan pasokan vaksin Covid-19 dalam bentuk bahan baku (bulk), dengan total sebanyak 140 juta dosis, dimulai dari bulan Januari 2021,” katanya.

Proses vaksinasi vaksin bentuk jadi, dan proses lanjutan bahan baku menjadi produk final dalam kemasan vial 10 dosis, serta distribusinya menunggu izin penggunaan dari Badan POM.

Sementara, lanjut Honesti Basyir, Novovax akan menyediakan sebanyak 50 juta dosis dengan opsi penambahan 80 juta dosis, mulai disediakan mulai triwulan kedua 2021 hingga triwulan pertama 2022 dan akan didistribusikan melalui salah satu anggota Holding BUMN Farmasi, yaitu PT Indofarma, Tbk.

“AstraZeneca berkomitmen menyediakan sebanyak 50 juta dosis, bisa ditambah sebanyak 50 juta dosis berikutnya, yang akan tersedia mulai triwulan kedua tahun 2021 hingga triwulan pertama 2022. Sementara, kerjasama dengan pengembang vaksin asal Amerika Pfizer-BioNTech, tengah dalam proses finalisasi,” pungkas Honesti Basyir. (Rls/Man/beritasampit.co.id).