BPS : Palangka Raya dan Sampit Kembali Terjadi Inflasi

IST/BERITA SAMPIT - Kepala BPS Kalteng Eko Marsoro saat memaparkan rilis IHK

PALANGKA RAYA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng Eko Marsoro menjelaskan Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kalimantan Tengah, selama Desember 2020, di Palangka Raya terjadi inflasi sebesar 0,47 persen atau mengalami peningkatan indeks harga dari 104,64 (November 2020) menjadi 105,13 (Desember 2020).

Terjadinya inflasi terutama dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga pada kelompok transportasi (2,31 persen), kelompok makanan, minuman, dan tembakau (0,71 persen), serta kelompok pakaian dan alas kaki (0,40 persen). Sementara besarnya laju inflasi tahun kalender dan inflasi tahun ke tahun (0,71 persen) merupakan dampak dari peningkatan indeks harga pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (7,75 persen), kelompok kesehatan (2,56 persen), serta kelompok penyedia makanan dan minuman atau restoran (1,34 persen).

Eko menambahkan sebagaimana yang terjadi di Palangka Raya, Sampit pun mengalami inflasi sebesar 0,17 persen selama Desember 2020 atau mengalami peningkatan indeks harga dari 105,32 (November 2020) menjadi 105,50 (Desember 2020).

Terjadinya inflasi dipengaruhi oleh peningkatan indeks harga kelompok transportasi (0,50 persen), serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau (0,30 persen).

Besarnya laju inflasi tahun kalender dan inflasi tahun ke tahun (1,62 persen) disebabkan oleh kenaikan indeks harga dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (8,01 persen), kelompok makanan, minuman, dan tembakau (2,85 persen), serta kelompok transportasi (1,20 persen).

Sedangkan, Indeks harga konsumen di level pedagang eceran di Provinsi Kalimantan Tengah, dikompilasi berdasarkan gabungan dua kota rujukan yakni Palangka Raya dan Sampit.

Selama Desember 2020, terjadi inflasi sebesar 0,35 persen atau terjadi kenaikan indeks harga dari 104,84 (November 2020) menjadi 105,21 (Desember 2020).

Kelompok pengeluaran yang mendominasi pengaruh inflasi ini ialah peningkatan indeks harga kelompok transportasi (1,58 persen), kelompok makanan, minuman, dan tembakau (0,54 persen), serta kelompok pakaian dan alas kaki (0,23 persen).

“Laju infasi tahun kalender dan inflasi tahun ke tahun (1,03 persen) secara umum dipicu oleh kenaikan indeks harga kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (7,85 persen), kelompok penyedia makanan dan minuman/restoran (1,64 persen), serta kelompok kesehatan (1,26 persen),” jelasnya, dalam rilisnya yang diterima redaksi beritasampit.co.id.

Eko menjelaskan dari 12 kota pantauan IHK di wilayah Kalimantan, seluruh kota telah mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sintang sebesar 0,98 persen, yang diikuti oleh Banjarmasin sebesar 0,83 persen. Sementara inflasi terendah berada di Tanjung Selor yakni sebesar 0,05 persen. Indeks harga cukup tinggi terjadi di Sintang yang mencapai 112,26, diikuti oleh Kotabaru sebesar 107,41 dan Tanjung sebesar 106,78.

Indeks harga konsumen di wilayah Kalimantan Tengah relatif berada di level moderat, sebagaimana terlihat di Palangka Raya (105,13) dan Sampit (105,50). Tanjung Selor masih menjadi kota yang memiliki indeks harga terendah di wilayah Kalimantan yaitu sebesar 102,47.

(Hardi/Beritasampit.co.id)