Kualitas Belajar Daring Harus Dievaluasi dan Ditingkatkan

IST/BERITA SAMPIT - Sekretaris Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, Kuwu Senilawati.

PALANGKA RAYA – Belajar daring saat masa pandemi Covid-19 yang masih melanda ini masih menjadi hal yang tepat dilakukan. Belajar sistem daring ini juga diharapkan maksimal sampai ke desa-desa, yang kemudian juga tidak ada penduduk ataupun orang yang lalu-lalang masuk ke desa tersebut.

Sekretaris Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) Kuwu Senilawati, termasuk anggota dewan yang setuju belajar tatap muka sementara ditunda.

“Kita tidak mau ambil risiko biasanya kita takut malah anak-anak kita kena Orang Tampa Gejala (OTG), karena memang mereka daya tahan tubuh, maksudnya pilek apa segala itu biasa saja tapi jika menular pada gurunya ke guru yang lain itu yang kita takutkan,” ujarnya kepada awak media di ruangan Komisi III DPRD Provinsi Kalteng, Kamis 7 Januari 2021.

“Tetapi memang ada kendala, jadi saya begini konsepnya sebenarnya itu untuk daerah-daerah yang terpencil itu bisa dilakukan variasi antara daring dan tatap muka artinya guru, anak muridnya itu bisa mungkin gurunya yang datang ke rumah lebih proaktif,” lanjutnya menjelaskan.

BACA JUGA:   Ratusan Pelajar di Kotim Ikuti Seleksi Paskibraka

Legislator Partai Gerindra ini mengatakan, bahwa pihaknya mendorong hal tersebut. Nanti kata dia, dalam Remote Desktop Protocol (RDP) bersama dengan Dinas Pendidikan akan memberikan imbauan dan bersama-sama supaya betul-betul memperhatikan kualitas dari pembelajaran pada waktu musim daring.

“Kita sadar bahwa dengan daring ini tidak maksimal pelajaran untuk anak-anak, bisa dibayangkan biasanya anak-anak belajar itu tidak boleh membawa HP, nanti kalau pulang baru dikasih Hp, sekarang mereka pegang gejet ini  untuk belajar berapa detik ataupun menit kemudian mereka buka lagi yang lainnya seperti itu jadi butuh perhatian kita dari orang tua maupun gurunya,” tuturnya.

Wakil Rakyat Daerah Pemilihan I yang meliputi Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan dan Gunung Mas ini juga menyampaikan, kualitas dari daring ini yang harus dievaluasi dan ditingkatkan supaya betul betul paling tidak kalau dahulu dapat istilah dalam skala itu 100 persen paling tidak 60 persen saja yang sudah sangat maksimal sangat bersyukur untuk anak-anak sekolah.

BACA JUGA:   Wabup Kotim Terima Kunjungan Pejabat Baru BPJS Ketenagakerjaan Sampit 

“Ini saya lihat anak-anak itu juga tidak bisa disalahkan juga, karena mereka kaget kok dulu kamu belajar HP nggak boleh dibawa-bawa sekarang meraka bawa dia pegang hp-nya godaan untuk anak-anak melakukan game atau permainan dan lain sebagainya sangat besar godaan,” ungkap.

Kendati demikian, ada kebosanan dari anak-anak yang belajar 8-9 bulan ini, tetapi tampaknya memang butuh pengawasan, butuh konsentrasi  supaya kualitas belajar daring semaksimal mungkin, paling tidak dari 100 persen ke 60 persen. (M.Slh/beritasampit.co.id).