Sekda Kalteng Melepas Keberangkatan Tim Relawan dan Bantuan Ke Kalsel

IST/BERITA SAMPIT - Sekda Kalteng Fahrizal Fitri saat memperlihatkan bantuan logistik dari Pemprov Kalteng di halaman Kantor Pusdalops-PB Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Provinsi Kalteng.

PALANGKA RAYA – Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Fahrizal Fitri mewakili Gubernur Kalteng, Sugianto Sabran kembali melepas keberangkatan Tim Relawan dan bantuan logistik untuk korban banjir Kalimantan Selatan (Kalsel), di halaman Kantor Pusdalops-PB Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Provinsi Kalteng, Minggu 17 Januari 2021.

“Pada siang hari ini kita melepaskan Tim Relawan kita dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, sesuai dengan arahan Pak Gubernur, dalam rangka membantu penanggulangan bencana banjir  di Kalimantan Selatan,” kata Fahrizal Fitri.

Fahrizal mengatakan, hal itu adalah bentuk kepedulian untuk membantu korban banjir di Kalsel. Bantuan tersebut sangat mendasar, supaya mereka tidak mengalami kesulitan di dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari.

Adapun bantuan yang dikirimkan Pemprov Kalteng terdiri dari 2 (dua) dapur umum, 2 (dua) truk tangki yang akan mendistribusikan bantuan air bersih, dan juga 2 (dua) truk logistik yang mengangkut sekitar 2.300 paket sembako berupa beras dan bahan makanan lainnya. Bantuan tersebut rencananya akan diserahkan kepada Pemprov Kalsel melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Terkait kewaspadaan banjir di Kalteng, Fahrizal Fitri menegaskan, bahwa Pemprov Kalteng terus memantau keadaan cuaca dengan terus berkoordinasi dengan BMKG. Selain itu, menurutnya, pentingnya dibentuk Satuan Tugas (satgas) sesegera mungkin saat ada indikasi awal akan terjadinya banjir, sebagai upaya untuk meminimalisasi dampak bencana. Bahkan, BPB-PK diminta untuk terus melakukan edukasi kepada masyarakat, mengenai risiko terjadinya bencana dan bagaimana menghadapinya.

“Kita terus memonitor untuk perkiraan cuaca, koordinasi dengan BMKG, kita tetap ada hujan, tapi untuk ekstremnya tidak ada, sementara ini. Kalau memang hujan lebih awal, segera dibentuk Satgas, tidak lagi satgas itu dibentuk saat terjadi bencana. Di awal indikasi bahwa akan ada bencana, segera dibentuk Satgas, sehingga mereka bergerak, sehingga ini upaya untuk meminimalisir risiko bencananya,” ucapnya. (Hardi/beritasampit.co.id).