Sekda Kobar, Siap Jadi Orang Pertama Dari Jajaran ASN yang Disuntik Vaksin Covid-19

IST/BERITA SAMPIT - Sekretaris Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat, Suyanto, SH.

PANGKALAN BUN – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Suyanto siap menjadi orang pertama yang divaksin Covid-19, dari jajaran Aparat Sipil Negara (ASN) Kabupaten Kobar, yang berjuluk ‘Bumi Marunting Batu Aji’.

“Insya Allah, nanti Februari 2021 kalau kegiatan vaksinasi sudah dimulai saya siap menjadi orang pertama di jajaran ASN yang divaksin Covid-19,” kata Suyanto, saat dikonfirmasi beritasampit.co.id, Kamis 21 Januari 2021.

Suyanto mengimbau kepada seluruh jajaran ASN di Kabupaten Kobar harus proaktif mendukung dan siap divaksinasi. “Dengan kesiapan seluruh ASN siap divaksinasi juga akan memberikan contoh kepada masyarakat untuk bersama-sama divaksinasi,” ujarnya.

Menurut Suyanto, bagi seluruh ASN dan masyarakat yang siap divaksinasi tentunya terlebih dahulu harus melalui proses yang telah ditentukan oleh tim medis. Karena, kegiatan vaksinasi tidak untuk semua orang bisa dilakukan.

BACA JUGA:   Pj Bupati Kobar Buka Pasar Wadai, H. Budi Santosa : Sebentar Lagi Akan Digelar Pasar Murah Ramadan

“Untuk lebih, lengkapnya bagi orang yang siap telah memenuhi syarat untuk divaksin silahkan, Pak Maman koordinasi dengan tim medis di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Yang penting saya siap, menjadi orang pertama di jajaran ASN siap untuk divaksin Covid-19,” tegas mantan wartawan Antara ini.

Sementara itu, dr. Fachrudin Direktur RSUD Sultan Imanuddin (RSSI) Pangkalan Bun Kabupaten Kobar mengatakan, orang yang akan disuntik vaksin harus lolos verifikasi pendaftaran melalui aplikasi ‘Peduli Lindungi’.

“Untuk skrining dan anamnase oleh tenaga medis yang sudah mengikuti pelatihan. Di pos ini calon penerima vaksin akan diperiksa secara detail termasuk ada tidaknya penyakit penyerta (comorbid). Kemudian akan diberikan pertanyaan tentang ada tidaknya penyakit bawaan. Jika calon penerima vaksin tidak memenuhi persyaratan, maka dia tidak boleh disuntik vaksin,” jelas Fachrudin.

BACA JUGA:   Menjelang Lonjakan Mudik Lebaran 2024, PT. Dharma Lautan Utama Kumai Siapkan 4 Armada Kapal

Menurutnya, bagi mereka yang telah disuntik vaksin akan menjalani masa observasi selama 30 (tiga puluh) menit di pos empat. Observasi ini untuk melihat gejala klinis yang muncul setelah pemberian vaksin atau KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi).

Dijelaskannya, bahwa efek samping yang muncul atau KIPI tidak membahayakan. Biasanya gejala yang muncul adalah faktor alergi seperti vaksin-vaksin lainnya. Pihaknya juga sudah praktikan dalam simulasi bila muncul KIPI setelah disuntik.

“Pelaksanaan vaksin ini akan memakan waktu 30-50 menit tiap orang. Sehingga nanti diperkirakan dalam sehari, RSSI hanya bisa menyuntik 10 sampai 15 orang,” pungkas dr. Fachrudin. (Man/beritasampit.co.id).