Warga Keluhkan Jalan Kihajar Dewantara Sampit Rusak, Minta Segera Diperbaiki

ACI/BERITA SAMPIT - Jalan Kihajar Dewantara Sampit terdapat banyak lubang - lubang besar yang sudah harus dibenahi

SAMPIT – Warga Baamang tengah, jalan Kihajar Dewantara kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) meminta pemerintah daerah (Pemda) memperhatikan ruas jalan tersebut, pasalnya ruas jalan yang menjadi jalur pengendara, baik sepeda motor dan mobil ini berlubang dan rusak.

Seperti yang diungkapan Dicky (23) Warga sekitar yang mengatakan bahwa jalan tersebut sudah rusak sejak 3 tahun terakhir ini. Ia juga mengatakan bahwa jalan ini memang sudah sangat lama belum adanya sentuhan tangan dari pemerintah.

“Banyak jalan berlubang, padahal ini jalan yang sering dilewati kendaraan mobil. Terkadang truk-truk juga melintas disini,” kata Dicky, ditemui di toko kelontong miliknya, Jumat 22 Januari 2021.

BACA JUGA:   Sejumlah Nama Mulai Muncul, Kandidat Kuat Calon Bupati Kotim
Kondisi Berlubang di jalan Kihajar Diwantara.

Ia menjelaskan, kerusakan jalan dimulai dari sekolah tinggi Kejuruan ilmu perguruan (STKIP) hingga sekolah menengah kejuruan Sampit (PGRI) panjang jalan sekitar 3 Kilometer. Meski begitu, ia juga mengakui tidak banyak peristiwa kecelakaan atau pengendara yang jatuh akibat jalan rusak, tetapi dirinya berharap jalan diperbaiki supaya hal itu tak terjadi.

“Pernah seorang pengendara motor jatuh karena menghindari lubang, baru sekali terjadi. Ini kan termasuk jalan alternatif untuk pengendara dari pasar keramat sehingga hampir tiap hari ada ratusan kendaraan yang lewat. Keadaan itu bisa membuat shockbreaker motor cepat rusak,” ujar dia.

BACA JUGA:   Buntut Keributan Dilarang Antre Isi BBM, Sopir Laporkan Oknum Sekuriti SPBU KM 8 Tjilik Riwut Sampit

Tidak hanya pengendara yang bisa rugi karena melintas di jalan itu. Warga sekitar juga bisa menjadi korban ketika tak berhati-hati ketika melintas di jalan tersebut.

“Ya kami kan juga memanfaatkan akses jalannya. Kadang Mahasiswa dan warga inisiatif menambal sendiri dengan Tanah Semuanya swadaya, tapi karena hanya Tanah tidak sampai setengah bulan rusak lagi,” keluhnya.

(Aci/beritasampit.co.id)