Banjir Surut Cuaca Cerah, Warga Kembali dari Pengungsian dan Jemur Hasil Panen

Jemur Padi (JUN/BERITA SAMPIT) Banjir mulai surut dan cuaca cerah, petani di Desa Abulung Sungai Batang, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), sibuk menjemur hasil panen supaya kering. JEMUR PADI : JUN/BERITA SAMPIT - Banjir mulai surut dan cuaca cerah, petani di Desa Abulung Sungai Batang, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), sibuk menjemur hasil panen supaya kering

MARTAPURA – Banjir yang mulai surut dan cuaca yang cukup cerah beberapa hari terakhir ini, menjadi kesempatan yang sangat berguna bagi warga di Desa Abulung, Sungai Batang, Martapura Barat, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel), untuk mulai menjemur padi yang keadaannya masih lembab dan sebagian basah terkena air banjir.

Maraknya warga menjemur hasil pertaniannya ini, terlihat di sepanjang perkampungan di hilir kota Martapura ini.

Semenjak usai masa panen cuaca mendung dan hujan serta banjir yang melanda desa tersebut ternyata tak hanya merendam rumah warga namun juga merendam lahan pertanian.

Tidak hanya itu, padi yang baru dipanen pun sebagian ikut terendam meski masih banyak yang mampu diselamatkan. Hal itu membuat kualitas gabah menjadi jelek.

“Alhamdulillah, karena banjir sudah surut dan cuaca cerah kami bisa menjemur padi. Mudah-mudahan masih banyak gabah yang bagus dan dapat dijadikan beras,” harap Ijuh, warga setempat sambil membolak balik padi yang dijemur.

Diterangkan, jika tidak laku di jual karena kualitas turun, terpaksa akan dikonsumsi sendiri karena kualitas berasnya tidak bagus dan tidak laku jual.

Tidak jauh berbeda dengan Ijuh, petani lainnya warga desa tersebut juga antusias menjemur padi hasil panennya. Mereka berharap cuaca panas bisa berlanjut agar hasil pertaniannya bisa digiling menjadi beras.

Sebelumnya, banjir yang melanda kawasan tersebut membuat sejumlah aktivitas warga terganggu, bahkan sebagian dari mereka, khususnya lansia, para wanita, anak-anak dan balita harus mengungsi.

Bukan saja rumah meraka terendam oleh tingginya debit air, banjir juga merendam sebagian hasil pertanian mereka yang baru di panen.

Penjemuran gabah yang dilakukan petani ini dilakukan dengan memanfaatkan meja atau apa saja djalanan desa yang lebih tinggi. Bahkan jembatan penyeberangan yang ada di desa terebut dijadikan tempat untuk menjemur padi.

Mereka mengaku tak berdaya mengatasi banjir yang selalu datang saat musim hujan, bahkan banjir tahun ini cukup besar.

“Semoga secepatnya ada perhatian dari pemerintah dan bisa membantu menyerap gabah kami. Atau turun tangan dengan melakukan pendataan terhadap para petani terdampak banjir dan serta dapat memberikan bantuan, karena kerugian yang dialami seluruh petani di desa kami cukup besar,” ungkapnya.

(jun/beritasampit.co.id)