Sejarah Berdirinya Perpustakaan Daerah di Kalteng

HARDI/BERITA SAMPIT - Ketua Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah, Yose Hernando.

PALANGKA RAYA – Dinas Perpustakaan dan Arsip Kalimantan Tengah (Kalteng) kembali melaksanakan kegiatan Inovasi Literasi yang bekerja sama dengan Euroweek School of Leaders Indonesia. Kegiatan tersebut dilaksanakan seminggu sekali setiap hari Rabu dengan tema yang beragam.

Untuk kali ini yang dilaksanakan di Ruang Literasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Kalimantan Tengah, Rabu 27 Januari 2021, temanya ialah “The Power of 30 years Veteran of Dispursip Kalteng, What Does the Millenial 4.0 Say”. Dalam kesempatan tersebut hadir Ketua Pengurus Daerah Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Provinsi Kalteng, Yose Hernando yang menjadi narasumber dalam acara tersebut.

Yose menjelaskan, Perpustakaan Provinsi Kalteng pertama kali berdiri itu di tahun 1959 dengan dasar SK Menteri PP dan K nomor 29103/S tanggal 23 Mei 1959, lalu perpustakaan pada saat itu bernama perpustakaan negara dengan dipimpin oleh J.C. Langitan yang merupakan kepala perwakilan Departemen Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Kalteng berkedudukan di kuala kapuas.

Setelah itu pada Tahun 1962 pimpinan perpustakaan negara diserahterimakan kepada Salundik Birim BA dan Pemerintah Provinsi Kalteng pada saat itu memindahkan perpustakaan negara ke Palangka Raya dan menempati sebuah ruangan di kantor Ditjen Agraria Provinsi Kalteng, yang saat ini dijalan DI.Panjaitan.

Selanjutnya pada Tahun 1964 dipindahkan lagi dan menempati gedung Ais Nasution nomor 3 yang saat ini di depan BPSDM dengan luas kantor 650 meter kuadrat, ruang baca 216 meter kuadrat, ruang kerja 216 meter kuadrat, luas tanah 2500 meter kuadrat.

“Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan pembangunan melalui anggaran pembangunan proyek pengembangan perpustakaan Kalteng secara bertahap dibangun gedung perpustakaan wilayah berlantai 3 yang terletak di jalan Ais Nasution sekarang ini,” ungkapnya, Yose.

Pembangunan gedung perpustakaan dimulai tahun 1984 dan terakhir 1986, dengan luas bangunan kantor 2.775 meter kuadrat di atas tanah 5000 meter kuadrat. Peresmian pemakaian gedung perpustakaan wilayah oleh Mendikbud Prof. Dr. Fuad Hasan tanggal 26 juli 1986. Kurun waktu 1964-1981 bernama perpustakaan negara.

Berdasarkan SK Mendikbud nomor 0427/0/1981 tanggal 19 Desember 1981 nama perpustakaan negara berubah menjadi perpustakaan wilayah. Kurun waktu tersebut perkembangan dan pertumbuhan perpustakaan semakin berkembang disebabkan masyarakat semakin memahami arti perpustakaan dan manfaatnya.

Semenyara itu, pada tahun 1983 telah terbentuk Ikatan Pustakawan Indonesia Kalteng cabang Palangka Raya, dengan Ketua Salundik Birim BA. “Tahun yang sama dibentuk juga Klub Perpustakaan Indonesia (KPI) Komesariat Kalteng. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi pameran buku perpustakaan secara nasional. Tahun 1985-1988 Kalimantan Tengah ditunjuk sebagai pelaksana pameran buku nasional. Pesertanya adalah ikatan penerbit buku (IKP pulau Jawa) setelah itu dilaksanakan secara bergantian di setiap kabupaten,” tutur Yose.

Yose menjelaskan, sampai dengan tahun 1988 telah terbentuk perpustakaan umum tingkat dua berdasarkan SK Bupati Kapuas, Barito Utara, Barito Selatan, Kotawaringin Timur, dan Kotawaringin Barat. Juga terbentuk perpustakaan kecamatan dan desa, Kabupaten Kapuas 23 unit perpustakaan, Barito Utara 11 unit, Barsel 18 unit, Kotim 24 unit, Kobar 10 unit, Kota Palangka Raya 12.

Melalui dana pusat pembinaan perpustakaan Tahun 1984, diberikan bantuan mobil unit perpustakaan keliling untuk Kabupaten Kotim, Kobar, Barut, Barsel, sampai dengan akhir masa jabatan Salundik Birim Tahun 1988, dia menitipkan dan membuat ide pengadaan perpustakaan terapung untuk Kabupaten Kapuas, mengingat kondisi jalan pada saat itu belum banyak yang tembus dan hanya melewati sungai.

Perpustakaan terapung baru terwujud untuk Kabupaten Kapuas pada masa kepemimpinan Zulkifli Yoenoes, BA Tahun 1998 dan kabupaten kotim masa kepemimpinan Simpun Magat 1999. Proyek perpustakaan terapung tersebut merupakan proyek percontohan nasional.

“Setelah kepemimpinan Salundik Birim berakhir karena pensiun dilanjutkan oleh Drs. Sungkowo Raharjo, dengan melanjutkan program yang telah dirintis oleh bapak Salundik Birim. Karena keberhasilan perpustakaan kalteng membina perpustakaan desa, dalam pengembangannya perpustakaan kalteng mendapat penghargaan untuk memaparkan tentang perpustakaan desa dan menjadi tolak ukur daerah lainnya, pemaparan tersebut dilaksanakan pada saat rapat kerja nasional pada tahun 2015 di Medan,” lugasnya. (Hardi/beritasampit.co.id).