Kisah Pelaku Seni Kalteng Yang Sudah Go Internasional Ditengah Pandemi

IST/BERITA SAMPIT - Benny M. Tundan.

PALANGKA RAYA – Pandemi Covid-19 memang mempengaruhi aktivitas masyarakat, seperti halnya di bidang seni. Hal ini diakui Benny M Tundan yang merupakan pelaku seni tari, musik, aneka kreatif produk kearifan lokal dan handycraft, Senin 8 Februari 2021.

Melalui rilis yang diterima, Benny M Tundan menceritakan pengalamannya selama masa pandemi saat ini. Menurutnya, bidang seni mengalami dampak yang luar biasa, dan mengalami penurunan drastis, baik dari segi ruang kreatifitas maupun bentuk penyajian, khususnya seni pertunjukan.

“Karena notabenenya kita mengumpulkan orang banyak yang membutuhkan interaksi penonton. Saat situasi demikian, kita butuh strategi baru atau penyesuaian dan sampai sekarang ruang gerak dan produksi kita masih sangat terbatas otomatis pendapatan kita mengalami penurunan,” kata Benny.

Selain itu Benny mengatakan disaat pandemi seperti ini dirinya tampil dalam sebulan dua sampai tiga kali tampil saja. Untuk saat pandemi ini penampilan yang masih berjalan saat acara prosesi pernikahan adat dan untuk kegiatan komersil seni pertunjukan lainnya untuk sementara ditiadakan karena harus melihat situasi keadaan sekarang.

Sebelum pandemi banyak kegiatan bidang yang dilakukan Benny. Moment ceremony lainnya sebulan minimal 4 sampai 6 kali penampilan bahkan lebih karena dia juga ada bentuk kegiatan sosial lainnya.

“Saya bergerak di bidang seni pertunjukan sejak tahun 2000 sampai sekarang. Puji Tuhan, sudah banyak pengalaman untuk bisa tampil baik itu di dalam negeri maupun luar negeri. Untuk di dalam negeri saya pentas di Jakarta, Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi sedangkan untuk luar negeri pernah pentas di Malaysia, Singapore, Seychelles-Victoria, dan Afrika Timur saat itu kita mewakili Indonesia dan mendapatkan prestasi terbaik II tingkat internasional,” ungkapnya.

Selain itu, Benny juga menceritakan bagaimana dirinya bisa belajar menari, dia mengatakan dirinya belajar menari itu secara otodidak dan sumber pengetahuannya didasari dari penari senior serta didukung penuh dari minat, bakat dan talenta yang dimiliki. Untuk saat ini Benny dibawah naungan Sanggar Seni dan Budaya Marajaki yang beralamat di jalan G. Obos Nomor 109 Palangka Raya, Kalteng dan sampai sekarang ini sudah memiliki kader tetap sekitar 80 orang.

Benny menjelaskan, bahwa dirinya sangat menyukai seni pertunjukan seperti tari dan musik, karena bagian seni pertunjukan sudah banyak membawa dampak positif pengalaman, pendapatan dan prestasi.

Selain itu Benny menambahkan disaat situasi pandemi, mereka membuat pergerakan inovasi baru yang dominan seni rupa atau handycraft atau juga souvenir dalam bentuk nilai karya kreatif lainnya akan tetapi kita tetap berusaha membuat inovasi terbaru dari produk seni pertunjukan atau pola pengkaderan latihan inovatif dan kreatif.

Benny terinspirasi dalam seni dari mana saja, hanya perlu membuka mata, hati dan jiwa untuk dapat menemukannya. Karena setiap karya seni bersifat individual, maka seharusnya sumber inspirasinya pun juga bersifat pribadi.

“Tentunya pusat inspirasi awalnya berasal dari Tuhan Yang Maha Kuasa, orang tua dan senior-senior atau guru, dan didukung dengan pusat informasi-informasi serta pengalaman, media-media lainnya berikut perkembangan teknologi yang terus berkembang sampai saat ini,” katanya. (Hardi/beritasampit.co.id).