BKSDA Sebut Buaya Sering Muncul Akibat Habitatnya Rusak

IST/BERITA SAMPIT - Komandan Pos Jaga BKSDA Sampit, Kalimantan Tengah, Muriansyah, saat menyisir lokasi munculnya buaya di Desa Ganepo Kecamatan Seranau, Selasa 09 Februari 2021.

SAMPIT – Kerusakan ekosistem alam yang mengganggu habitat buaya di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, disinyalir menjadi menjadi salah satu penyebab hewan tersebut muncul ke wilayah pemukiman penduduk untuk mencari makan.

Berdasarkan dari rantai makanan buaya sangat menyukai hewan kera dan juga ikan, namun akibat habitatnya sudah rusak serta semakin berkurangnya ketersediaan makan mereka, membuat hewan berdarah dingin tersebut mencari makan berpindah-pindah hingga muncul ke kawasan pemukiman warga yang bukan wilayah habitatnya.

“Ada kerusakan habitat buaya yang berdampak ke pakan alaminya. Lalu buaya berpindah untuk mencari makan,”kata Komandan Pos Jaga BKSDA Sampit, Kalimantan Tengah, Muriansyah, Rabu 10 Februari 2021.

BACA JUGA:   Spesialis Garong Buah Sawit Milik Warga dan Perusahaan Dibekuk Polisi

Permasalahan ini menurutnya juga harus menjadi perhatian serius oleh Pemerintah Daerah Kotim, agar bersama-sama lebih serius menghadapi dan memecahkan persoalan tersebut.

“Buaya adalah hewan pemalu, tapi saat ini mulai ke arah perairan dekat kota, makin sering terlihat dan makin berani menampakan diri, ini tidak wajar karena bukan kebiasaan alami buaya di habitatnya,” papar Muriansyah.

Sebelumnya, dalam dua pekan belakangan ini, buaya jenis muara dengan ukuran cukup besar sering muncul di sekitar perkampungan warga yang tinggal dihamparan sungai mentaya, seperti di Desa Pelangsian Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, dan Desa Ganepo Kecamatan Seranau.

BACA JUGA:   Kakek Tega Cabuli Bocah Tetangganya

Kemunculan predator ganas tersebut tentunya membuat warga merasa resah, apa lagi sudah ada warga yang menjadi korban serangan buaya itu.

BKSDA selaku instansi yang memiliki kewenangan menangani satwa dilindungi tersebut, telah berupaya melakukan pencegahan, seperti melakukan pemahaman ke masyarakat, memasang baliho peringatan hingga memasang pancing dan jerat buaya, namun sampai saat ini belum berhasil menangkap reptil tersebut.

(Cha/beritasampit.co.id)