Cerita Pelaku Usaha Kopi KokPas Katingan Merintis Usaha

IST/BERITA SAMPIT - Proses penumbukan kopi oleh masyarakat di RT 03 Desa Karuing, Kecamatan Kamipang, Kabupaten Katingan.

KASONGAN – Raya Sadianor merupakan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang bergerak di bidang kopi, dengan nama usaha KokPas, Produk Indu Kuh Coffee 1957. Untuk tempat produksi di Desa Karuing RT 03, Kecamatan Kamipang, Kabupaten Katingan.

Raya Sadianor telah produksi kopi sudah lama sejak tahun 1957, namun hanya untuk dikonsumsi keluarga, sedangkan untuk produksi pemasaran secara besar dilakukan sejak tahun 2018.

Hal ini diungkap Raya Sadianor melalui telepon kepada wartawan media siber beritasampit.co.id, Rabu 17 Februari 2021. Dia menjelaskan, bahwa kendala yang dihadapi selama memproduksi kopi yaitu bahan baku karena bahan baku masih beli dari Kabupaten Pulang Pisau. Untuk jenis biji kopi yang digunakan yaitu Liberica dan Robusta.

BACA JUGA:   Dandim Sampaikan Ucapan Terima Kasih Atas Dukungan Masyarakat dalam Kegiatan TMMD

Selain itu, Raya dalam usaha ini juga terkendala soal pemasaran karena akses dari desa sangat jauh dari Kabupaten dan Provinsi. “Dalam sebulan biasa produksi 60 sampai 80 kg dan didistribusikan ke Kabupaten Kasongan dan Palangka Raya serta di pasarkan di toko-toko Sovenir, Swalayan dan Bandara,” katanya.

“Untuk rasa kopi ada lima varian Kopi seperti rasa rempah-rempah, kayu manis, ketumbar, adas manis dan buah pinang, dengan khasiat dan manfaat yang berbeda-beda, ada yang buat menjaga daya tahan tubuh serta buat menambah Stamina Pria dewasa. Setiap produksi memerlukan empat sampai enam orang. dengan memberdayakan masyarakat sekitar secara bergantian,” jelasnya.

BACA JUGA:   Kodim 1019 Katingan Akan Gelar Bazar Murah Ramadan 1445 Hijiriah

Raya Sadianor mendapatkan inspirasi dalam usaha ini karena keinginannya untuk mengangkat produk lokal dan resep warisan dari leluhur nenek moyang dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.

Raya mengungkap omzetnya saat sebelum pandemi Covid-19, omzet bisa mencapai 10 sampai 15 juta per bulan, sedangkan waktu pandemi omzet 2 sampai 3 juta perbulan.
(Hardi/beritasampit.co.id).