Cerita Heni Wijastuti Pedagang Kopi Bertahan di Tengah Pandemi

IST/BERITA SAMPIT - Heni Wijiastuti saat mengemas produknya

PALANGKA RAYA – Heni Wijiastuti merupakan seorang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bergerak dibidang kopi dengan UMKM-nya bernama BERKAT UHAT KAYU yang berlokasi di Jalan Mendawai Ujung Komp sos RT 02 RW 07 No 110.

Dirinya sudah membuka usaha sejak tahun 2017. Berdasarkan hasil wawancara dengan wartawan Berita Sampit, Heni Wijiastuti menjelaskan terkait usahanya tersebut, Kamis 25 Februari 2021.

“Saya awal buka usaha kopi sejak tahun 2017 sampai sekarang, dalam pengerjaannya saya mengalami kendala yang saat ini ialah alat penunjang produksi, atau alat rosting, karena alat yang ada kurang maksimal,” kata Heni Wijiastuti.

Heni mendapatkan bahan baku dari petani di daerah Pangkoh Desa Gadang, untuk jenis kopi yang digunakan liberica dan robusta. Untuk produksi saat ini di musim pandemi selama sebulan cuman produksi 15 kg, sebelum pandemi bisa mencapai 30 kg perbulan.

“Dalam mendistribusikan produk kopi saya biasanya ke Hypermart, toko oleh – oleh, jual secara online, dan PLUT-KUMKM Kalimantan Tengah. Untuk penghasilan sebelum pandemi bisa mencapai 5 sampai 6 juta perbulan, dan untuk selama pandemi, 2 sampai 3 juta perbulan,” pungkasnya.

Heni menjelaskan untuk kopinya sendiri ada dua varian rasa yaitu kopi pasak bumi dan original dengan harga 200 gram seharga Rp 35.000. Untuk pegawai waktu sebelum pandemi ada dua orang dan setelah pandemi tinggal satu orang.

“Saya dalam menjalankan usaha kopi ini, berawal dari melihat hasil kopi para petani yang melimpah, dan harga jual yang murah. Selain itu saya dalam memproduksi kopi ini ingin mengangkat produk yang berbasis kearifan lokal,” lugasnya.

(Hardi/Beritasampit.co.id)