Milenial Berinvestasi, Ini Kata Rektor UPR

IST/ BERITA SAMPIT - Rektor Universitas Palangka Raya Dr. Andrie Elia S.E., M.Si. saat mengikuti Seminar Nasional

PALANGKA RAYA – Rektor Universitas Palangka Raya (UPR) Andrie Elia menjadi Narasumber dalam Seminar Nasional yang dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM RI) bersama dengan Yayasan Kitong bisa dengan Tema : “Investasi Inklusif di Masa Pandemi” melalui webinar Nasional, via Zoom, Youtube, dan eksklusif via RCTI. Selasa, 02 Maret 2021

Rektor UPR memaparkan dalam materinya, Pemulihan Ekonomi Nasional, Penanaman Modal yang Inklusif untuk Milenial Indonesia, dalam paparanya ia mengungkapkan bahwa Time value of money atau nilai waktu dari uang merupakan suatu konsep finansial yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang lebih berharga dibandingkan dengan nilai uang dengan jumlah yang sama di masa mendatang.

“Karena potensi kapasitas penghasilan uang tersebut. Dari konsep time value of money ini, orang lebih senang menerima uang dari pada menerimanya dengan jumlah yang sama untuk satu tahun yang akan datang. Sebab, uang Rp 100 ribu di tahun 1999 dapat digunakan untuk membeli lebih banyak barang dibandingkan 20 tahun kemudian, yakni pada tahun 2019. Intinya, uang Rp 100 ribu jauh lebih berharga atau bernilai di tahun 1999 daripada tahun 2019,” terang Andrie Elia.

BACA JUGA:   BEM UPR Dukung Kejari Palangka Raya Usut Tuntas Dugaan Korupsi di Pascasarjana

Lebih lanjut Ketua Harian Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) ini mejelaskan, dalam perspektif ekonomi, inflasi merupakan fenomena moneter dalam suatu negara, dimana naik turunnya inflasi cenderung mengakibatkan terjadinya gejolak ekonomi. Kenaikan tingkat harga yang terjadi secara terus menerus dapat mempengaruhi individu, pengusaha dan pemerintah

“Seandainya pada tahun 2020 Anda membutuhkan Rp. 5.000.000 untuk biaya hidup selama sebulan, dengan asumsi inflasi rata-rata 5,34% maka pada tahun 2045 akan menjadi Rp17.426.475. Pada prinsipnya nilai waktu dari uang berbasis pada adanya potensi pendapatan uang, untuk menghasilkan bunga apabila diinvestasikan. namun ada pula resiko kehilangan dalam jumlah tertentu karena penurunan nilai mata uang akibat inflasi dan kegagalan investasi,” Tuturnya

Selain itu Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Kalteng Ini menjelaskan bahwa, Investasi merupakan bentuk penundaan konsumsi masa sekarang untuk memperoleh konsumsi di masa yang akan datang. Secara umum tujuan investasi adalah mengembangkan aset, investasi dibagi menjadi dua bentuk yaitu investasi aktiva Riil dan investasi aktiva finansial.

BACA JUGA:   Kalapas Sampit dan Ka KPLP Raih Predikat Camlaude Wisuda di UPR

“Dimana Investasi Aktiva Riil ini dilakukan oleh seseorang dalam bentuk yang terlihat atau tidak terlihat. Contohnya investasi emas, properti, tanah, logam mulia dan lain-lain dan Investasi aktiva finansial dilakukan oleh investor dalam bentuk sekuritas. seperti saham dan deposito,” Ujarnya

Menurutnya, potensi pasar modal selama 10 tahun terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia menjadi indeks paling potensial di dunia. Kendati Indonesia memiliki potensi besar untuk perkembangan pasar modal, namun masih terkendala dengan minimnya Sumber Daya Manusia (SDM)

“Di bidang tersebut, kebutuhan masyarakat terhadap industri pasar modal belum bisa difasilitasi secara optimal. Upaya untuk menjadikan pasar modal di Indonesia bisa berkembang lebih pesat memerlukan sosialisasi dan edukasi serta SDM profesional yang mampu dan kompeten,” Ungkap Dr. Andrie Elia

Untuk diketahui bahwa Webinar tersebut dihadiri oleh para narasumber hebat dan berpengalaman diantaranya Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Staf Khusus Presiden RI Billy Mambrasar dan Founder Seasoldier Nadine Chandrawinata

(M.Slh/Beritasampit.co.id)