Gus Jazil Tak Ingin NU DKI Seperti Bunga Teratai, Indah Tapi Kurang Mengakar

Wakil Ketua MPR RI bertemu dengan jajaran PAC Jakarta Barat, Selasa (9/1/2021). (dok: MPR for beritasampit.co.id)

JAKARTA– Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid terus melakukan silaturahim ke sejumlah kiai dan Pengurus Anak Cabang (PAC) Nahdlatul Ulama (NU) di wilayah DKI Jakarta terkait rencananya untuk maju sebagai calon ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta.

Saat bertemu dengan jajaran PAC Jakarta Barat, Selasa (9/1/2021), Gus Jazil- sapaan akrab Jazilul Fawaid menyatakan komitmennya untuk memperkuat dan menata PWNU DKI.

Mantan ketua cabang Pergerakan Mahasiswa Muslim Indonesia (PMII) Jakarta Selatan ini mengibaratkan kondisi PWNU DKI Jakarta seperti bunga teratai yang indah dipandang dari permukaan, namun akarnya tidak kuat.

“NU DKI ini tampak indah, seperti bunga teratai, indah dari atas, tapi akarnya nggak kuat, nggak gigit. Kalau ada apa-apa mudah bergeser. Nah ini tanggungjawab kita bersama, bukan berarti menyalahkan, tapi memang cara dakwah di DKI ini beda,” kata Gus Jazil.

Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta ini mengatakan NU DKI Jakarta harus bangkit.

“NU di usianya yang sudah hampir seabad, akan ada tokoh pembaharu. NU dua tahun lagi usianya akan genap seabad, saya ingin berbakti, mengabdi di NU DKI. Saya gunakan kesempatan ini untuk merajut historical kita, sejarah kita yang besar di DKI,” urainya.

Kata Gus Jazil, NU merupakan tempat untuk pengabdian. Munculnya sejumlah nama yang disebut bakal maju sebagai kandidat ketua PWNU DKI, menurut Gus Jazil, menunjukkan bahwa NU DKI sedang mengalami kegairahan.

“Biar saja. Dibuka saja pintu untuk bisa komunikasi. Saya nggak tahu nanti formatnya seperti apa, tapi NU ini kan tempatnya ulama, jadi menurut saya semua keputusannya pasti dengan format ulama, bukan dengan format politisi,” paparnya.

Menurutnya, NU di DKI ini sebenarnya besar, namun gaungnya kurang terdengar. Oleh sebab itu, dirinya sengaja silaturahim ke sejumlah PAC, MWC, bahkan Ranting untuk menemui para ulama dan tokoh NU untuk meminta saran bagaimana merajut kebersamaan dalam membesarkan NU DKI.

“Konteks kebersamaan ini lebih penting daripada sekadar posisi ketua. Misalnya saya jadi ketua NU DKI, tapi NU di DKI nggak maju atau tidak manfaatnya karena NU hanya seperti bunga teratai,” katanya.

Alumni Pondok Pesantren Ihyaul Ulum, Gresik, Jawa Timur mengakui bahwa bukan perkara mudah membenahi NU DKI, namun dirinya optimistis jika mampu mengkonsolidasikan semua kekuatan dan potensi maka NU DKI kedepan akan jauh lebih baik.

Sementara itu, Ketua PAC NU Jakarta Barat Agus Salim mengatakan, selama ini NU DKi lebih sering dipimpin para birokrat mulai mantan gubernur Fauzi Bowo, mantan Menpera Djan Faridz, dan Sekda almarhum Saefullah. Di bawah kendali para birokrat, menurut Agus Salim, salah satu kelemahannya adalah tersumbatnya komunikasi.

“Solusi di NU Jakarta kuncinya komunikasi. Jadi memang sebenarnya semua punya plus minus. Jadi memang sekarang (calon ketua) yang dibutuhkan komitmen dengan NU, apapun latar belakang dia,” katanya.

Selain bertemu jajaran PAC NU Jakarta Barat, Gus Jazil juga melakukan silaturahim ke sesepuh NU, KH Syarifudin Abdul Ghoni di Kembangan Utara, Jakarta Barat. Kunjungan tersebut selain untuk mempererat silaturahim, juga meminta untuk didoakan terkait langkahnya maju sebagai calon ketua PWNU DKI.

Gus Jazil mengaku sangat kagum terhadap Kiai Syarifudin Abdul Ghoni yang sanat keilmuannya tercatat hingga Rasulullah SAW. Bahkan, kitab karangannya yang berisi mengenai berbagai hadis dan penjelasannya, dicetak di Arab Saudi.

Selepas dari kediaman Kiai Syarifudin, pada Selasa malam, Gus Jazil juga bersilaturahim ke Ranting NU Kwitang, Kecamatan Senen. Kegiatan tersebut selain untuk bersilaturahim, juga dimaksudkan untuk menjaring aspirasi dari bawah bagaimana membangun NU DKI kedepan.

Koordinator Nasional Nusantara Mengaji ini disambut dengan lantunan salawat Nabi serta ikut secara langsung mengaji kitab “Kaifa Takunu Ghoniyan” atau Cara Cepat Menjadi Kaya karya Al Habib Muhammad Bin Alawi Alaydrus dan Kitab Risalah Ahlusunnah Wal Jamaah yang ditulis Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari.

(dis/beritasampit.co.id)