Menilik Kisah Gadis Cantik Asal Palangka Raya, Merintis Usaha Teh Bajakah di Tengah Covid-19

MENGEMAS : IST/BERITA SAMPIT - Marlina saat mengemas Teh Bajakah, Minggu 14 Maret 2021.

PALANGKA RAYA – Marlina (24) seorang pengusaha muda yang merintis usahanya yaitu teh bajakah bersama tiga pegawainya dari tahun 2020 tepatnya di Bulan Oktober.

Dirinya menjalankan usaha produksinya di Jl. Pasendeng 10 C, Kereng Bengkirai, Palangka Raya, nama Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Marlina Production dengan nama produk Teh Bajakah.

“Saya mulai merintis memproduksi teh bajakah dari tahun 2020, tepatnya pada bulan Oktober. terhitung masih seumur jagung, namun kalau kita tidak memulai melangkah, kita tidak akan menemukan tangga keberhasilan meskipun didalam prosesnya penuh dengan kesulitan dan tantangan,” ucapnya. Minggu 14 Maret 2021.

Dirinya menjelaskan untuk kendalanya ada bermacam yang dihadapi, pertama soal permodalan finansial, namun kendala permodalan finansial dapat sedikit diatasi dengan modal jejaring pertemanan dan modal karakter seperti kejujuran.

BACA JUGA:   Nuryakin Membuka Pasar Murah Tahap Dua di Murung Raya

Integritas dan kedisiplinan yang membuat kepercayaan konsumen. Kedua kendala dari bahan kemasan, karena bahan kemasan dipesan dari luar Kalteng, yang secara otomatis menambah pengeluaran dan ketiga pemasaran itu sendiri.

“Untuk bahan baku bajakahnya sendiri kami bekerja sama dengan petani lokal bajakah, yang mendapatkan bajakahnya dari hutan. Dengan bekerja sama dengan petani lokal diharapkan sinergitas yang sama – sama menguntungkan tercipta, tentunya kami juga punya prinsip untuk merawat hutan yang di dalamnya ada tumbuhan bajakah dan meregenerasikan sampai ke anak cucu kelak,” lugasnya.

Marlina menjelaskan para petani juga mengolah bajakah secukupnya tidak menebang pohon secara utuh melainkan akarnya yang menjuntai, jadi pohonnya dapat tumbuh kembali, dan orang dayak punya cara keyakinan mereka sebelum mengolah bajakah itu sendiri, contohnya menaruh paku setelah menagmbil akar bajakah tujuannya untuk kembali menyuburkan pohon itu sendiri.

BACA JUGA:   Langkah Muhammad Syauqie untuk Menjadi Gubernur Kalteng Terhalang Ini

“Saat ini kami memproduksi 1000 teh bajakah yang ditargetkan sebulan habis distribusinya keseluruh indonesia dan kami coba memfamilerkan ke cafe-cafe yang ada di Kalteng karena teh bajakah adalah produk asli Kalteng itu sendiri,” jelasnya

Marlina menambahkan di masa pandemi seperti saat ini permitaan ada mengalami peningkatan untuk omzet kami targetkan 50 juta sebulan. Untuk varian rasanya masih original dan kami masih akan kembangkan kopi bajakah, untuk harga per kotak 50.000 Rupiah dengan isi 20 sachet.

“Dalam memproduksi teh bajakah ini saya mendapatkan inspirasinya dari alam itu sendiri, sehingga saya mempunyai kewajiban sebagai putri dayak untuk merawat dan meregenerasikan warisan leluhur kita secara bertanggung jawab,” pungkasnya.

(Hardi/Beritasampit.co.id)