Baling-Baling Nam Air Tujuan Sampit Mati di Udara, Begini Cerita Menegangkan Penumpang

IST/BERITA SAMPIT - Ilustrasi Pesawat Num Air.

SAMPIT – Pesawat Nam Air ATR -600 yang berangkat dari Bandara Juanda Surabaya menuju Sampit, Kabupaten Kotawarigin Timur mengalami kerusakan dengan matinya baling-baling sebelah kiri. Dengan mengudara sekitar belasan atau puluhan menit pesawat terpaksa putar balik kembali menuju bandara Juanda dan mendarat dengan selamat.

Pengalaman menegangkan antara hidup dan mati dalam sebuah penerbangan itu, diutarakan salah seorang penumpang asal Sampit, Sugeng, melalui rekaman via WhatsApp yang berdurasi sekitar 4 menit 15 detik.

Iya menceritakan saat dirinya ingin pulang ke Sampit, usai menghadiri pernikahan putra Jamaah Masjid Nurul Hidayah Sampit, dengan keponakan Gus Qoyyum, pimpinan Pondok Pesantren Rembang.

Berhubung kehabisan tiket pesawat yang menuju Palangka Raya, sehingga harus melalui Surabaya dengan menggunakan pesawat kecil milik Nam Air ATR-600  menuju ke Sampit.

Sebelumnya dirinya sempat curiga ada keterlambatan keberangkatan 15 menit, karena pesawat sedang diperiksa petugas. Ia pun berdoa seperti biasa setelah memasuki pesawat dan kemudian terbang.

Sugeng juga mengungkapkan, detik-detik menegangkan di dalam pesawat, setelah berada di atas laut Jawa, pramugari mengumumkan, penerbangan akan kembali ke Surabaya karena baling-baling kiri mati.

“Semua penumpang panik, panik betul-betul panik, ibu-ibu terutama pada teriak-teriak,” katanya melalui pesan suara, Senin 22 Maret 2021.

Dirinya hanya bisa pasrah dan berdoa kepada Tuhan, jika ini merupakan yang terakhir kalinya Ia hidup di dunia.

“Tapi alhamdulillah pilotnya dengan pelan-pelan  putar balik, tapi akibat baling-baling yang satu hidup dan yang satu tidak hidup jadi pesawatnya miring tambah panik orang-orang,” ucapnya.

“Akhirnya alhamdulillah dengan izin Allah, pesawat kembali mendarat dalam keadaan selamat dan tidak ada satu penumpang yang luka, kita semua selamat,” lanjutnya.

Setelah dilakukan evakuasi, dirinya juga sempat menunggu pilot dan mengucapkan syukur serta mengangkat topi kepada pilot tersebut.

“Pilotnya juga mengangkat kedua jempolnya, kata beliau kita akan kembali naik pesawat yang lain, yang baru,” tuturnya.

Sebelumnya, Sugeng mengakui sebelum berangkat seperti memiliki firasat, sehingga sempat berpesan kepada anaknya dengan memberitahu dimana tempat penyimpanan buku-buku tabungan serta kartu ATM, yang semuanya sengaja ditinggal jika tiba-tiba dirinya sudah tiada.

“Gak tahu tiba-tiba saya punya firasat ngomong seperti itu kepada anak saya, jadi alhamdulillah, Allah masih memberikan kesempatan pada kita semua, terutama dalam satu pesawat sama saya masih selamat,” paparnya.

“Pengalaman yang tidak menyenangkan ini baru sekali terjadi dalam hidup saya. Alhamdulillah allah masih memberikan kesempatan hidup pada saya,” demikian Sugeng. (Cha/beritasampit.co.id).