PANGKALAN BUN – Berdasarkan data operasional timbang dan ukur tahun 2020 di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), jumlah balita pendek dan sangat pendek sebanyak 1.822 atau 16,20 persen dari total 11.245 balita. Balita ini diukur pada bulan timbang sampai dengan Agustus tahun 2020 dari data pada aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).
Dengan demikian Wakil Bupati Kobar, Ahmadi Riansyah apresiasi perencanaan aksi ketiga konvergensi percepatan penurunan stunting (KP2S) dengan tema Rembuk Stunting di Kabupaten Kobar.
Menurutnya, rembuk stunting merupakan suatu kegiatan untuk mengantisipasi bertambahnya balita stunting dan strategi penanganan masalah tersebut. Selain itu, rembuk stunting juga merupakan tahapan dari 8 aksi pelaksanaan intervensi penurunan stunting terintegrasi.
“Jadi aksi integrasi ini merupakan pendekatan intervensi yang dilakukan secara terkoordinasi, terpadu dan bersama-sama. Sehingga institusi penanggung jawab aksi integrasi harus melibatkan lintas sektor dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kegiatan,” tutur Ahmadi pada acara Rembuk Stunting di Aula Bappeda Kobar, Senin 29 Maret 2021.
Tujuan kegiatan tersebut lanjut Ahmadi, untuk membangun komitmen publik dan menyampaikan analisa situasi sesuai aksi 1 (satu).
Sedangkan rancangan rencana kegiatan pada aksi 2, kata Dia, yaitu mendeklarasikan komitmen Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam upaya intervensi penurunan stunting di Kabupaten Kobar.
“Harapan Pemkab Kobar, semoga rembuk stunting ini menjadi perhatian serius bagi kita semua agar tujuan membangun komitmen publik di Kabupaten Kobar benar-benar tercapai sesuai apa yang kita harapan,” pungkasnya. (Man/beritasampit.co.id).
