Rapat dengan Kemenhub, Bupati Bahas Tol Sungai Mentaya

RAPAT :IM/BERITASAMPIT - Bupati Kabupaten Kotawaringin Timur, Halikinnor saat melakukan rapat koordinasi via zoom meeting dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

SAMPIT –Bupati Kotawaringin Timut (Kotim) H Halikinnor melakukan rapat koordinasi via zoom dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub), membahas aktivitas kegiatan yang memanfaatkan alur pelayaran sungai Mentaya.

“Kita memaparkan konsesi sungai Mentaya agar adanya tol sungai kepada Menteri Perhubungan. Nantinya tol itu akan langsung menuju laut, dalam rapat via zoom ini kami juga melibatkan sepuluh perusahaan sawit untuk terlibat,” kata Bupati Kotim, Halikinnor, Rabu 7 April 2021.

Bupati Kotim menjelaskan, bahwa apa yang mereka paparkan tersebut mendapatkan respon positif dari pihak Ditjend Perhubungan Laut. Pihaknya berharap Pra studi kelayakan atau Pra Feasibility Study ke Feasibility Study sesegera mungkin sehingga diakhir tahun sudah terealisasi pengerukan sungai Mentaya.

”Ini kita membuat alur baru, bukan menganggu alur yang ada. Alur yang ada tetap ada. Alur baru ini kedalamannya berkisar kedalaman 4 meter dihitung ketika air surut,” kata Halikinnor.

BACA JUGA:   Polsek KPM Kawal Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang di Pelabuhan Sampit

Selama ini alur yang sudah ada hanya bisa digunakan dengan waktu selama 6-7 jam, jika alur baru bisa terealisasi dan dilaksanakan serta dipelihara terus setiap saat maka itu bisa digunakan 1X24 jam.

”Jelas itu sangat membantu pihak investor di Kotim, yang dulu hanya muatan 2.500 ton sampai 3.000 ton itupun kandas. Nanti dengan adanya alur baru ini nanti bisa membawa 15.000 ton sampai 20.000 ton, dengan begitu maka terjadi efisiensi penghematan biaya bagi para investor. Termasuk juga bahan-bahan sembako yang biasa umumnya kita datangkan dari Jawa Timur. Harapan kita lancar, datang dengan jumlah besar maka harga juga akan ada penurunan,” jelas Bupati Kotim.

BACA JUGA:   Pemkab Kotim Perpanjang Status Tanggap Darurat Banjir 14 Hari Kedepan

Untuk melakukan pengerjaaan pengerukan atau pembuatan alur baru itu diperlukan dana kurang lebih Rp 250 miliar. Nantinya pihak pemerintah daerah juga akan melibatkan pihak perusahaan sawit dengan melalui dana patungan perusahaan yang ada, dan kalau memang tidak ada. Akan ada pihak ketiga yang membiayai.

“Jika nanti alur itu bisa terwujud, saya ingin ada tangki timbun, selama ini tangki timbun hanya ada di Batam dan di Dumai. Jika kita memiliki tangki timbun ekspor CPO tidak lagi di Dumai dan Batam, tapi dari Sampit langsung ke luar negeri,” pungkas Bupati.

(im/beritasampit.co.id).